Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten kini kekurangan ketersediaan benih padi penangkaran varietas unggul yang dikembangkan Dinas Pertanian setempat guna mendukung produksi swasembada pangan.
 
"Kita memiliki lahan penangkaran seluas 4,5 hektare, sedangkan angka tanam 106 ribu hektar per tahun. Itu tentu kekurangan untuk persediaan benih varietas unggul," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Iman Nurzaman di Lebak, Selasa.
 
Kekurangan benih varietas unggul tersebut membuat pihak Dinas Pertanian setempat melakukan berbagai inovasi untuk memenuhi ketersediaan benih itu.
 
Di antaranya menjalin kemitraan dengan kelompok tani untuk mencetak penangkaran benih varietas unggul juga penyaluran bantuan benih dari Kementerian Pertanian ke kelompok-kelompok tani.

Baca juga: Produksi padi di Lebak Januari-Agustus capai 641.318 ton
 
Selain itu juga petani "keolotan" atau adat masyarakat menggunakan benih varietas lokal yang dikembangkan oleh mereka secara turun temurun. Namun, benih varietas lokal itu dengan masa panen selama enam bulan.
 
Persediaan benih varietas unggul untuk Kabupaten Lebak dengan angka tanam 106 ribu hektar per tahun dibutuhkan 2.650 kilogram.
 
Sebab, kebutuhan benih itu untuk lahan seluas satu hektar diperlukan sebanyak 25 kilogram.
 
"Kami terus berupaya untuk memenuhi ketersediaan benih unggul itu, karena hasil penangkaran benih milik pemerintah daerah hanya 480 hektar," kata Iman.

Baca juga: Pemkab Lebak ajukan sertifikasi varietas benih padi lokal ke Kementan
 
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Produksi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Ade Fathony mengatakan pihaknya perlu menambah perluasan penangkaran untuk mencetak benih varietas unggul, karena saat ini hanya seluas 4,5 hektar.
 
Penangkaran benih itu ditargetkan pendapatan asli daerah (PAD) 2023 sebesar Rp272 juta dan terealisasi target tersebut sampai Desember mendatang.
 
Pihaknya saat ini mengembangkan benih varietas unggul Cakrabuana karena produktivitas tinggi juga kualitasnya cukup baik.
 
Keunggulan benih unggul Cakrabuana itu, selain pulen berasnya dan juga beraroma juga produksi serta produktivitas bisa mencapai enam sampai 7 ton gabah kering pungut (GKP) per hektar.
 
Kelebihan lainnya, kata dia, masa panen benih varietas Cakrabuana lebih awal dibandingkan varietas Infari 32 dan Ciherang.
 
Varietas unggul Cakrabuana hanya waktu selama 85 hari setelah tanam (HST) bisa dipanen, sehingga dapat menekan biaya produksi.
 
"Kami yakin benih varietas Cakrabuana menjadi andalan ekonomi petani juga ketersediaan pangan/beras melimpah," katanya menjelaskan.
 
Baca juga: Petani Lebak mulai kembangkan beras ungu organik
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023