Dinas Kesehatan Kota Tangerang bersama Dinas Kominfo melakukan sosialisasi dan simulasi penggunaan aplikasi SiData ke 37 Puskesmas di daerah itu untuk pembaruan data sebagai dasar percepatan intervensi atau pencegahan terhadap kasus stunting.
"Awal April, seluruh Puskesmas telah diberikan sosialisasi. Sebelumnya, kader Posyandu dan Puskesmas hanya menggunakan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk mendata stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni dalam keterangan di Tangerang, Jumat.
Baca juga: Dinkes periksa kandungan air arena kolam renang cegah penularan penyakit
Angka stunting Kota Tangerang pada tahun 2018 mencapai 19,1 persen, pada akhir 2022 turun menjadi 11,8 persen. Angka tersebut masih di bawah angka nasional, yakni 21,6 persen serta Provinsi Banten 20 persen.
Pada tahun 2023, Dinkes Kota Tangerang melakukan pembaruan data melalui aplikasi SiData. Kegunaan dan manfaat jika menggunakan SiData ialah pelibatan aktif masyarakat dalam surveilans gizi melalui pelaporan langsung hasil pengukuran pemantauan pertumbuhan balita ke dalam aplikasi yang dapat diakses oleh kader, Puskesmas, Dinas Kesehatan, hingga kelurahan dan kecamatan. "Data ini kemudian diunggah ke dalam aplikasi e-PPGBM," katanya.
Dini menuturkan pembaruan data melalui aplikasi SiData merupakan langkah penting untuk kembali menurunkan angka stunting di Kota Tangerang pada 2023. Data menjadi dasar penting Pemkot Tangerang dalam melakukan intervensi dan pencegahan pertambahan angka stunting.
"Setelah pendataan berjalan, Dinkes melakukan verifikasi, validasi, analisa data, dan melakukan intervensi, baik bagi balita gizi kurang maupun balita stunting. Dengan demikian, intervensi yang diperlukan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terpantau, sehingga dapat mencegah dan menanggulangi stunting lebih cepat. Pada pelatihan kerja dan pengguna secara berkala juga terus digalakkan untuk menjaga kualitas data yang dikumpulkan," ujarnya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang ajak warga cek gula darah gratis usai lebaran
Ia berharap semua pemangku kepentingan ikut berperan dan terus berperan dalam penurunan angka stunting di Kota Tangerang. Akselerasi semua pihak, tak terkecuali pihak swasta menjadi indikator penting keberhasilan dalam penurunan angka stunting.
"Jadi, ayo kita sama-sama bekerja dan terus bergerak mencakup tugas kita bersama, demi generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Seluruh pihak dari bawah hingga atas harus terus melakukan kegiatan dan program dalam pencegahan dan penurunan risiko stunting," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Awal April, seluruh Puskesmas telah diberikan sosialisasi. Sebelumnya, kader Posyandu dan Puskesmas hanya menggunakan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk mendata stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni dalam keterangan di Tangerang, Jumat.
Baca juga: Dinkes periksa kandungan air arena kolam renang cegah penularan penyakit
Angka stunting Kota Tangerang pada tahun 2018 mencapai 19,1 persen, pada akhir 2022 turun menjadi 11,8 persen. Angka tersebut masih di bawah angka nasional, yakni 21,6 persen serta Provinsi Banten 20 persen.
Pada tahun 2023, Dinkes Kota Tangerang melakukan pembaruan data melalui aplikasi SiData. Kegunaan dan manfaat jika menggunakan SiData ialah pelibatan aktif masyarakat dalam surveilans gizi melalui pelaporan langsung hasil pengukuran pemantauan pertumbuhan balita ke dalam aplikasi yang dapat diakses oleh kader, Puskesmas, Dinas Kesehatan, hingga kelurahan dan kecamatan. "Data ini kemudian diunggah ke dalam aplikasi e-PPGBM," katanya.
Dini menuturkan pembaruan data melalui aplikasi SiData merupakan langkah penting untuk kembali menurunkan angka stunting di Kota Tangerang pada 2023. Data menjadi dasar penting Pemkot Tangerang dalam melakukan intervensi dan pencegahan pertambahan angka stunting.
"Setelah pendataan berjalan, Dinkes melakukan verifikasi, validasi, analisa data, dan melakukan intervensi, baik bagi balita gizi kurang maupun balita stunting. Dengan demikian, intervensi yang diperlukan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terpantau, sehingga dapat mencegah dan menanggulangi stunting lebih cepat. Pada pelatihan kerja dan pengguna secara berkala juga terus digalakkan untuk menjaga kualitas data yang dikumpulkan," ujarnya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang ajak warga cek gula darah gratis usai lebaran
Ia berharap semua pemangku kepentingan ikut berperan dan terus berperan dalam penurunan angka stunting di Kota Tangerang. Akselerasi semua pihak, tak terkecuali pihak swasta menjadi indikator penting keberhasilan dalam penurunan angka stunting.
"Jadi, ayo kita sama-sama bekerja dan terus bergerak mencakup tugas kita bersama, demi generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Seluruh pihak dari bawah hingga atas harus terus melakukan kegiatan dan program dalam pencegahan dan penurunan risiko stunting," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023