Wakil Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim mendorong agar Pemerintah Provinai Banten segera mewujudkan harapan kalangan budayawan dan seniman Banten untuk membangun pusat kesenian Banten tahun ini.
"Kami di pimpinan DPRD Banten akan mendorong DED gedung kesenian ini bisa dilaksanakan Tahun 2023. Nanti pembangunan fisiknya bisa Tahun 2024," kata Fahmi Hakim di Serang Banten, Sabtu.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, dirinya tengah mempertimbangkan dengan serius untuk memasukan gagasan dan rencana pembangunan gedung pusat kesenian Banten ke dalam pokok-pokok pikiran anggota DPRD Banten.
“Setiap anggota DPRD kan harus membuat pokir (pokok-pokok pikiran) untuk dibahas menjadi sebuah rencana pembangunan bersama eksekutif. Gedung kesenian ini dipastikan akan masuk ke dalam pokir saya yang rencananya Maret bulan depan akan disusun,” kata Fahmi.
Dikatakan Fahmi, Banten jauh sebelum menjadi provinsi, terlahir dari sebuah peradaban besar yaitu Kesultanan Banten yang tentunya memiliki peradaban dan kebudayaaan yang besar dan agung.
Hal tersebut, kata Fahmi, sudah saatnya sekarang untuk digali bagi kepentingan pembangunan kebudayaan Provinsi Banten ke depan.
“Penggalian nilai-nilai karakter seni dan budaya Banten perlu wadah untuk mengapresiasinya setiap waktu secara kontinyue dan komprehensif. Gedung kesenian adalah salah satu jawaban untuk memulai itu,” kata Fahmi.
Menurut Fahmi, lewat gedung kesenian yang representative, aktivitas penggalian nilai-nilai karakter kebudayaan Banten sekaligus pelestariannya akan terjadi.
“Sekarang kan ibaratnya yang ada masih serampangan, oleh aktivis-aktivis seni dan budaya di Banten, secara sporadis dan mandiri,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya pemerintah dalam hal ini Pemprov Banten perlu hadir untuk memberikan wadah sekaligus kebijakan terkait dengan pembangunan seni dan kebudayaan Banten yang unggul dan agung tersebut.
Menurut Fahmi, hal tersebut sudah saatnya, mengingat sejak Provinsi Banten berdiri hingga sekarang berusia 23 tahun fokus Pemprov Banten sudah berkutat pada pembangunan infrastruktur fisik, pendidikan dan kesehatan sebagai layanan dasar.
Dengan pembangunan gedung kesenian tersebut, kata Fahmi, tidak lantas akan mengenyampingkan pembangunan layanan dasar juga seperti jalan, sekolah dan lainnya.
Pasalnya selain kekuatan APBD Banten juga dinilai relative menunjang untuk melakukan kedua jenis pembangunan tersebut, Fami meyakini tahap selanjutnya dalam pembangunan daerah adalah menggali nilai akar budaya dan karakter daerah itu sendiri melalui kesenian dan kebudayaan.
Menururnya, dari sisi perekonomian masyarakat dan daerah, keberadaan gedung kesenian juga akan menunjang hal tersebut. Aktivitas kesenian dan kebudayaan yang dipusatkan di gedung kesenian dapat menjadi potensi dan daya tarik wisatawan, baik local maupun luar daerah, bahkan mancanegara.
“Bayangkan kalau di gedung kesenian yang representative ada pagelaran seni dan budaya secara berkala lalu juga wisatawan bisa membeli cinderamata seni dan budaya di sana, kan perekonomian juga akan bergerak,” paparnya.
Fahmi mencontohkan pembangunan kesenian dan kebudayaan yang sudah berhasil dilakukan banyak daerah lain tersebut terbukti menunjang keduanya, yaitu pembangunan fisik dan mental masyarakat di daerah itu.
“Kita sebut saja Bali, lahir batin saya kira masyarakatnya terberdayakan melalui pembangunan kesenian dan kebudayaan mereka,” katanya.
Lebih jauh Fahmi mengatakan, terkait lokasi pembangunan gedung kesenian meski bisa di mana saja, namun akan lebih baik dan refresentatif jika dilakukan di ibu kota Provinsi Banten yaitu di Kota Serang.
“Di Banten International Stadium itu kan masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Tinggal kita pikirkan perbaikan aksesnya dengan memperlebar jalan yang menghubungkan orang dari luar daerah melalui tol dapat denga mudah pergi kesana,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Kami di pimpinan DPRD Banten akan mendorong DED gedung kesenian ini bisa dilaksanakan Tahun 2023. Nanti pembangunan fisiknya bisa Tahun 2024," kata Fahmi Hakim di Serang Banten, Sabtu.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, dirinya tengah mempertimbangkan dengan serius untuk memasukan gagasan dan rencana pembangunan gedung pusat kesenian Banten ke dalam pokok-pokok pikiran anggota DPRD Banten.
“Setiap anggota DPRD kan harus membuat pokir (pokok-pokok pikiran) untuk dibahas menjadi sebuah rencana pembangunan bersama eksekutif. Gedung kesenian ini dipastikan akan masuk ke dalam pokir saya yang rencananya Maret bulan depan akan disusun,” kata Fahmi.
Dikatakan Fahmi, Banten jauh sebelum menjadi provinsi, terlahir dari sebuah peradaban besar yaitu Kesultanan Banten yang tentunya memiliki peradaban dan kebudayaaan yang besar dan agung.
Hal tersebut, kata Fahmi, sudah saatnya sekarang untuk digali bagi kepentingan pembangunan kebudayaan Provinsi Banten ke depan.
“Penggalian nilai-nilai karakter seni dan budaya Banten perlu wadah untuk mengapresiasinya setiap waktu secara kontinyue dan komprehensif. Gedung kesenian adalah salah satu jawaban untuk memulai itu,” kata Fahmi.
Menurut Fahmi, lewat gedung kesenian yang representative, aktivitas penggalian nilai-nilai karakter kebudayaan Banten sekaligus pelestariannya akan terjadi.
“Sekarang kan ibaratnya yang ada masih serampangan, oleh aktivis-aktivis seni dan budaya di Banten, secara sporadis dan mandiri,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya pemerintah dalam hal ini Pemprov Banten perlu hadir untuk memberikan wadah sekaligus kebijakan terkait dengan pembangunan seni dan kebudayaan Banten yang unggul dan agung tersebut.
Menurut Fahmi, hal tersebut sudah saatnya, mengingat sejak Provinsi Banten berdiri hingga sekarang berusia 23 tahun fokus Pemprov Banten sudah berkutat pada pembangunan infrastruktur fisik, pendidikan dan kesehatan sebagai layanan dasar.
Dengan pembangunan gedung kesenian tersebut, kata Fahmi, tidak lantas akan mengenyampingkan pembangunan layanan dasar juga seperti jalan, sekolah dan lainnya.
Pasalnya selain kekuatan APBD Banten juga dinilai relative menunjang untuk melakukan kedua jenis pembangunan tersebut, Fami meyakini tahap selanjutnya dalam pembangunan daerah adalah menggali nilai akar budaya dan karakter daerah itu sendiri melalui kesenian dan kebudayaan.
Menururnya, dari sisi perekonomian masyarakat dan daerah, keberadaan gedung kesenian juga akan menunjang hal tersebut. Aktivitas kesenian dan kebudayaan yang dipusatkan di gedung kesenian dapat menjadi potensi dan daya tarik wisatawan, baik local maupun luar daerah, bahkan mancanegara.
“Bayangkan kalau di gedung kesenian yang representative ada pagelaran seni dan budaya secara berkala lalu juga wisatawan bisa membeli cinderamata seni dan budaya di sana, kan perekonomian juga akan bergerak,” paparnya.
Fahmi mencontohkan pembangunan kesenian dan kebudayaan yang sudah berhasil dilakukan banyak daerah lain tersebut terbukti menunjang keduanya, yaitu pembangunan fisik dan mental masyarakat di daerah itu.
“Kita sebut saja Bali, lahir batin saya kira masyarakatnya terberdayakan melalui pembangunan kesenian dan kebudayaan mereka,” katanya.
Lebih jauh Fahmi mengatakan, terkait lokasi pembangunan gedung kesenian meski bisa di mana saja, namun akan lebih baik dan refresentatif jika dilakukan di ibu kota Provinsi Banten yaitu di Kota Serang.
“Di Banten International Stadium itu kan masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Tinggal kita pikirkan perbaikan aksesnya dengan memperlebar jalan yang menghubungkan orang dari luar daerah melalui tol dapat denga mudah pergi kesana,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023