Pandeglang (Antara News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Mathla'ul Anwar menyelaraskan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

"Sebagai Ormas Islam yang peduli terhadap pengembangan pendidikan, saya harapkan Mathla'ul Anwar (MA) terus mengembangkan pendidikan yang selaras antara agama dan iptek," katanya pada pembukaan Muktamar ke XIX dan Milad ke-100 MA di Alun-alun Kabupaten Pandeglang, Sabtu.

MA, kata dia, memiliki modal sosial dan kultural yang didukung penuh oleh pondok pesantren, sangat potensial untuk mencegak generasi Islam yang intelektual, tidak hanya menguasai bidang keagamaan tapi juga iptek.

Ormas yang didirikan 100 tahun lalu oleh para tokoh masyarakat dan alim ulama diantaranya KH Mas Abdurahman itu, kata dia, juga diharapkan mampu menjadi poros yang menjaga moral dan tradisi hidup masyarakat yang religius, santun dan bermartabat yang merupakan ciri dari Umat Islam Indonesia.

"Waktu Konferensi Asia-Afrika, saya bertemu dengann para kepala negara dari Timur Tengah, termasuk dari Arab dan mereka sangat kagum dengan kehidupan Umat Islam di Indonesia," katanya.

Penilaian para kepala negara itu, kata dia, Umat Islam di Indonesia dalam menjalankan kehidupannya santun, memiliki tatakrama, berbudi pekerti dan baik, dan ini harus terus dipertahankan.

"Umat Islam Indonesia bukan yang sering demo, marah ataupun melotot, tapi yang sopan, memiliki tatakrama, berbudi pekerti serta baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, dan ini dilihat oleh negara Islam lain, terutama di kawasan Timur Tengah," katanya.

Presiden mengharapkan, MA dapat mencetak generasi Islam yang seperti itu. Selama ini menghargai kebhinnekaan dan itu perlu terus dikembangkan guna mewujudkan model Islam yang "rahmatan lil alamin".

Menurut dia, nilai-nilai Islam yang moderat, menghormati kebhinnekaan perlu terus dikembangkan untuk mencegah adanya radikalisme yang mengatasnamakan agama.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar KH Sadeli Karim menyatakan hubungan Mathla'ul Anwar (MA) dengan pemerintah akan tetap berjalan baik. Kalau pemerintah baik dan benar, maka MA akan berada di depan untuk mendukung pemerintah dalam bingkai NKRI.

"Namun, kalau pemerintah menyimpang dan menyeleweng dari konstitusi maka MA tidak segan untuk melakukan koreksi. MA siap dan mengajak seluruh pihak bekerja sama bahu-membahu membangun bangsa ini," ujarnya.

Muktamar MA ke XIX dibuka Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya, Presiden didampingi Menkopolhukam Tedjo Edy Purdijanto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Kepala BIN Sutiyoso. ***4***    

Pewarta: Sambas

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015