Wakil Bupati (Wabup) Serang Pandji Tirtayasa menyatakan akan mendorong Kabupaten Serang menjadi sentra industri kedelai di Provinsi Banten karena kedelai merupakan salah satu komoditi penyuplai inflasi 

Hal itu disampaikan Pandji usai mengikuti Rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI secara virtual di Pendopo Bupati Serang pada Senin (7/11).

“(Kedelai) Termasuk salah satu penyuplai inflasi, kita akan dorong Kabupaten Serang menjadi sentra industri kedelai di Provinsi Banten,” ujarnya. 

Pandji memastikan, pada akhir tahun 2022 Pemerintah Kabupaten  Serang akan demplot seluas 5 hektare di enam kecamatan yang dikhususkan untuk pembibitan kedelai. Ke enam kecamatan itu yakni Anyer, Padarincang, Pabuaran, Ciomas, Mancak dan Kecamatan Cinangka.

“Tahun depan kita mulai massal, demplot seluas 500 hektare di enam kecamatan itu. Sehingga pada selanjutnya nanti kita akan menjadi suplayer kedelai secara nasional,” katanya. 

Upaya tersebut dilakukan karena ternyata kedelai menjadi komoditas yang menyumbang inflasi juga karena menjadi kebutuhan makanan pokok masyarakat. 

“Tahu tempe itu jadi makanan pokok kita yang terbuat dari kedelai,” ucapnya.

Pandji menyebutkan, berkenaan dengan rakor pengendalian inflasi di daerah, untuk Kabupaten Serang terbilang aman, sebab upaya-upaya yang dilakukan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa terutama yang di inventarisir itu komoditas-komoditas pangan sebagai penyumbang inflasi seperti cabai, cabai rawit dan beras. 

“Alhamdulillah itu kita perlancar distribusinya,” katanya.

Kemudian yang kedua, pihaknya juga melakukan operasi penanaman massal. Untuk saat ini, kata Pandji, diasumsikan di setiap halaman, setiap rumah harus menanam cabai cengek, cabe rawit agar supaya kecenderungan untuk membeli ke pasar berkurang. “Nah ini ya yang dilakukan juga,” ucapnya.

Disamping itu juga adanya bantuan pangan dan bantuan langsung tunai (BLT) baik dari Pusat, Pemprov Banten maupun yang berasal dari Pemkab Serang kepada masyarakat terdampak. Karena di Kabupaten Serang lebih kepada dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), meski umumnya disebutkan dampak dari perang Ukraina dan Rusia. 

“Kalau kita yang lebih terasa itu dampak dari kemaren kebijakan kenaikan BBM, itu yang lebih terasa,”terang Pandji.

Oleh karena itu, Pandji memaparkan, jika Kabupaten Serang untuk angka inflasinya sama dengan Provinsi Banten dan Kota Cilegon. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten tercatat pada Bulan Oktober Banten mengalami deflasi sebesar 0,12 persen, sementara bulan September inflasi di Banten 1,12 persen 

“Untuk Kabupaten Serang deflasinya 0,1 persen atas upaya memperlancar arus distribusi, komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi. Aman kita alhamdulillah, tetapi harus diantisipasi,” ungkap Pandji.

Turut hadir Asisten Daerah (Asda) II Hamdani, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoumperindag) Adang Rahmat, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Zaldi Dhuhana, dan perwakilan unsur Forkopimda Kabupaten Serang.

Kepala Diskoumperindag Kabupaten Serang Adang Rahmat mengatakan, harga bahan pokok di pasar tradisional saat ini masih terbilang aman. Meskipun terjadi kenaikan pada beberapa bahan pokok namun tidak signifikan.

“Bahan pokok yang naik itu kedelai dari Rp14 ribu menjadi Rp15 ribu perkilogram, kemudian telur Rp25 ribu menjadi Rp27 ribu, itu dampak muludan yang masyarakat banyak konsumsi telur,” ujarnya.

Kemudian menjelang tahun baru, pihaknya akan melakukan operasi pasar di tiga titik. Dalam operasi pasar itu akan melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan toko ritel.

Pewarta: Lukman Hakim

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022