Perajin krey sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak dua pekan terakhir kewalahan melayani permintaan pasar menyusul tibanya musim penghujan.

 
"Kita bisa menjual sebanyak 100 krey dari sebelumnya 40 krey/pekan, karena meningkatnya permintaan pasar itu, " kata Uci (45) warga Cihiyang Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Sabtu.

Baca juga: Dinkes Kabupaten Lebak ajak warga budayakan hidup sehat cegah diabetes melitus
 
Produksi krey sawit di sini sekitar 50 perajin dan ditampung oleh sejumlah pengepul dengan harga Rp20 ribu/lembar.
 
Para pengepul krey sawit dipasok itu dipasok ke wilayah Tangerang, Serang, Depok, Bogor dan Cilegon hingga Jakarta.
 
Selama ini,  permintaan konsumen meningkat karena memasuki musim penghujan.
 
"Kami sekarang dipastikan bisa menghasilkan omzet Rp8 juta/bulan dengan produksi 400 lembar atau meningkat dari sebelumnya 160 lembar dengan pendapatan Rp3,2 juta/bulan," kata Uci.
 
Begitu juga perajin lainnya Rohayati (45) mengaku dengan meningkatnya permintaan pasar tentu pendapatan ekonomi para perajin relatif baik dan dapat mensejahterakan masyarakat setempat.
 
Sebab, produksi perajin krey juga melibatkan para pekerja mulai dari pencari bahan baku pelapah kelapa sawit hingga merajut krey dengan menggunakan tambang.
 
Produksi kerajinan krey di wilayahnya sudah berjalan selama 17 tahun dan pertama kali yang mengembangkanya itu dari perajin Palembang.
 
"Kami saat ini mampu memproduksi 300 lembar dengan harga Rp 20 ribu/ lembar sehingga menghasilkan pendapatan Rp 6 juta, padahal sebelumnya Rp3 juta per bulan, " katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan, biasanya memasuki musim penghujan membawa berkah bagi perajin krey sawit karena permintaan konsumen meningkat.
 
Kegunaan krey sawit itu oleh konsumen untuk perlindungan ruangan agar tidak terkena air hujan juga kepanasan dari terik matahari.
 
Saat ini, produksi krey sawit di Rangkasbitung tumbuh dan berkembang di sekitar Perkebunan Kelapa Sawit.
 
"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dengan memproduksi krey bisa memperbaiki rumah juga menyekolahkan pendidikan anak," katanya menambahkan.
 
Anda (55) seorang perajin krey mengaku dirinya memproduksi krey sawit itu dengan memanfaatkan limbah pelepah kelapa sawit yang dibuang pihak perkebunan.
 
Selama ini, para perajin merasa kewalahan untuk melayani permintaan pasar, terlebih curah hujan cenderung meningkat.
 
"Kami memproduksi kerajinan krey sawit dapat menghasilkan ekonomi keluarga sekitar Rp5-7 juta/bulan," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna mengatakan, saat ini perajin krey sawit di daerah ini berkembang di sejumlah kecamatan dan bisa membantu pendapatan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.
 
Produksi krey sawit dari Kabupaten Lebak cukup besar bisa mencapai 20-25 ribu/lembar per bulan, terlebih musim penghujan dan banyak permintaan pasar.
 
Pemerintah daerah hingga kini membina dan melakukan pelatihan kepada perajin agar meningkatkan produksi krey sawit yang berkualitas.
 
"Kita mendorong masyarakat dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit bisa menjadi penghasilan ekonomi untuk kesejahteraan keluarga sehingga mampu mengatasi pengangguran dan kemiskinan," katanya.
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022