Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten masih melestarikan bahasa daerah melalui kurikulum muatan lokal pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kita tetap komitmen melestarikan bahasa daerah agar tidak punah sebagai bahasa ibu yakni bahasa Sunda," kata Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Ibnu Wahidin di Lebak, Selasa.
Baca juga: Hadapi cuaca buruk, BPBD Lebak siapkan peralatan evakuasi
Baca juga: Hadapi cuaca buruk, BPBD Lebak siapkan peralatan evakuasi
Kurikulum muatan lokal yang diterapkan di Kabupaten Lebak itu bentuk pelestarian bahasa daerah agar tidak punah.
Masyarakat Kabupaten Lebak dalam keluarga dan pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa Sunda.
Penggunaan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah hingga saat ini dilestarikan dengan mengajarkan mata pelajaran kurikulum muatan lokal di seluruh SMP.
Penerapan bahasa daerah tersebut agar tidak punah dengan banyaknya pernikahan antarsuku sehingga mereka lebih memilih penggunaan bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, kurikulum muatan lokal bahasa Sunda kewajiban bersama untuk pelestarian dan pada kemudian hari tidak hilang.
Saat ini, kata dia, di sekolah-sekolah mata pelajaran bahasa daerah itu selama satu pekan diajarkan berlangsung dua jam.
Ia menyebut penggunaan bahasa daerah itu perlu dijaga dan dilestarikan, karena merupakan kebanggaan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa.
"Kita tetap mencintai bahasa daerah dan jangan sampai hilang dan punah," katanya.
Dia mengatakan pemerintah daerah hingga saat ini belum memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk memiliki aplikasi khusus bahasa daerah.
Namun, pemerintah daerah memiliki media bahasa sunda dengan diterbitkan majalah Sunda Cakrawala. Masyarakat diberikan kebebasan untuk menulis opini maupun komentar dengan menggunakan bahasa sunda pada kolom Sudut Badui.
"Saya kira majalah Sunda Cakrawala itu bentuk pelestarian bahasa daerah agar tidak punah," katanya.
Kepala SMPN 1 Warunggunung Kabupaten Lebak Nonon Mulyati mengatakan pihaknya hingga saat ini masih menerapkan kurikulum muatan lokal untuk mata pelajaran bahasa daerah, untuk pelestariannya agar tidak punah.
"Kami di sini sehari-hari menggunakan bahasa Sunda tentu bahasa daerah itu perlu dilestarikan sesuai budaya masyarakat setempat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022