Para pengrajin tempe dan tahu di Serang Banten menggelar mogok produksi akibat tingginya harga kacang kedelai sejak pekan lalu.
Para pengrajin tempe dan tahu serentak melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (21-23).
Aksi tersebut menindak lanjuti surat pemberitahuan dari Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) pada 15 Februari 2022.
Hasanudin, salah seorang produsen tempe asal Kampung Pejaten, Kramatwatu, Kabupaten Serang, sudah mulai mogok produksi sejak Minggu (20/2).
"Harga kedelai sekarang 12 ribu perkilo dari awalnya 9.750, naik sedikit-sedikit," ucap Hasan saat ditemui di pabrik miliknya, Senin (21/2/2022)
Hasan mengaku selama kenaikan harga kedelai banyak yang mengeluh baik pembeli maupun pedagang.
"Dari konsumen banyak yang protes tempenya kecil lah, tipis lah," ujarnya.
Dia juga merasa bingung ingin menaikkan harga tempe, karena belum adanya penetapan harga kedelai yang pasti.
"Sehabis mogok ini rencananya akan ada perubahan baik dari segi ukuran produk ataupun harganya, kalaupun dinaikkan mungkin yang awalnya 3.500 naik jadi 4.000," lanjutnya.
Hasan berharap walaupun harga kedelai naik, harus ada ketetapan dari pemerintah, agar para produsen tempe dan tahu dapat menjual barang dengan harga yang pasti.
"Mudah-mudahan setelah mogok ini semua pihak mengerti, baik yang di atas maupun yang dibawah," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Para pengrajin tempe dan tahu serentak melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (21-23).
Aksi tersebut menindak lanjuti surat pemberitahuan dari Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) pada 15 Februari 2022.
Hasanudin, salah seorang produsen tempe asal Kampung Pejaten, Kramatwatu, Kabupaten Serang, sudah mulai mogok produksi sejak Minggu (20/2).
"Harga kedelai sekarang 12 ribu perkilo dari awalnya 9.750, naik sedikit-sedikit," ucap Hasan saat ditemui di pabrik miliknya, Senin (21/2/2022)
Hasan mengaku selama kenaikan harga kedelai banyak yang mengeluh baik pembeli maupun pedagang.
"Dari konsumen banyak yang protes tempenya kecil lah, tipis lah," ujarnya.
Dia juga merasa bingung ingin menaikkan harga tempe, karena belum adanya penetapan harga kedelai yang pasti.
"Sehabis mogok ini rencananya akan ada perubahan baik dari segi ukuran produk ataupun harganya, kalaupun dinaikkan mungkin yang awalnya 3.500 naik jadi 4.000," lanjutnya.
Hasan berharap walaupun harga kedelai naik, harus ada ketetapan dari pemerintah, agar para produsen tempe dan tahu dapat menjual barang dengan harga yang pasti.
"Mudah-mudahan setelah mogok ini semua pihak mengerti, baik yang di atas maupun yang dibawah," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022