Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Tangerang, Banten optimis produksi padi di daerah itu tidak akan terlalu terdampak dengan adanya badai La Nina, karena mengingat semua lini sudah mengantisipasinya.
"Mudah-mudahan dengan adanya fenomena badai La Nina ini tidak berpengaruh terhadap produksi para petani di Kabupaten Tangerang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Tangerang, Azis Gunawan saat ditemui di Tangerang, Rabu.
Baca juga: Vaksinasi digelar alumni Akabri 1990 menyasar 3.000 warga Kabupaten Tangerang
Menurutnya, badai La Nina yang diprediksi oleh BMKG itu akan terjadi hingga akhir tahun 2021. Namun pihaknya meyakini hal tersebut tidak berpengaruh terhadap sektor pertanian di wilayah Kabupaten Tangerang.
"Jadi tergantung juga pada sisi wilayah pertaniannya, karena sebagian kalau di daerah tiada hujan sangat diharapkan, seperti wilayah Legok, Cisoka," katanya.
Bahkan, kata dia, intensitas curah hujan yang tinggi tersebut bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk meningkatkan dan memperluas area tanam padi.
"Dan menurut saya saat ini kita dihadapkan keuntungan dengan kondisi alam yang bisa mendorong petani meningkatkan produktvitas" ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir di wilayah pangan tertentu. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang telah melakukan upaya normalisasi aliran irigasi.
"Kita sudah melakukan upaya antisipasi, dengan melakukan normalisasi irigasi yang dilakukan oleh DBMSDA dan sekarang masih berlangsung," ungkapnya.
Selain itu, ia berharap, bagi kelompok tani yang berada di wilayah pangan rawan banjir seperti di kecamatan Kresek agar secara mandiri dan bergotonroyong untuk membuka akses aliran air guna menghindari dampak adanya curah hujan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Mudah-mudahan dengan adanya fenomena badai La Nina ini tidak berpengaruh terhadap produksi para petani di Kabupaten Tangerang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Tangerang, Azis Gunawan saat ditemui di Tangerang, Rabu.
Baca juga: Vaksinasi digelar alumni Akabri 1990 menyasar 3.000 warga Kabupaten Tangerang
Menurutnya, badai La Nina yang diprediksi oleh BMKG itu akan terjadi hingga akhir tahun 2021. Namun pihaknya meyakini hal tersebut tidak berpengaruh terhadap sektor pertanian di wilayah Kabupaten Tangerang.
"Jadi tergantung juga pada sisi wilayah pertaniannya, karena sebagian kalau di daerah tiada hujan sangat diharapkan, seperti wilayah Legok, Cisoka," katanya.
Bahkan, kata dia, intensitas curah hujan yang tinggi tersebut bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk meningkatkan dan memperluas area tanam padi.
"Dan menurut saya saat ini kita dihadapkan keuntungan dengan kondisi alam yang bisa mendorong petani meningkatkan produktvitas" ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir di wilayah pangan tertentu. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang telah melakukan upaya normalisasi aliran irigasi.
"Kita sudah melakukan upaya antisipasi, dengan melakukan normalisasi irigasi yang dilakukan oleh DBMSDA dan sekarang masih berlangsung," ungkapnya.
Selain itu, ia berharap, bagi kelompok tani yang berada di wilayah pangan rawan banjir seperti di kecamatan Kresek agar secara mandiri dan bergotonroyong untuk membuka akses aliran air guna menghindari dampak adanya curah hujan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021