Jakarta (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tuan Dr. Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum bertemakan “Membangun Kemakmuran dan Kejayaan berbasis Budaya Lokal di ASEAN dan Peran Strategis di Dunia Internasional” di Universitas Mercu Buana Jakarta.

"Kami harapkan agar Mahathir Mohamad dapat memberikan pelajaran kepada mahasiswa dalam kesuksesannya membangun budaya lokal di ASEAN," kata Ketua dewan Pembina yayasan Menara Bhakti, Probosutedjo di Jakarta, Kamis.

Dalam acara tersebut, hadir Prof Dr Juwono Sudrano (Mantan Menhan RI), Siti Hardijanti Rukmana (ketua yayasan Harapan Kita), Dr Arissetyanto Nugorho (Rektor Universitas Mercu Buana), Try Sutrisno (mantan wakil Presiden RI Periode 1993-1998) serta 1660 peserta lainnya meliputi perwakilan dari JASA Malaysia, LSM,  pengusaha, perwakilan Kemendikbud, dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Kota Tangerang, serta para guru dan siswa siswi SMA/SMK se-Jabodetabek serta mahasisiwa.

Kuliah umum yang bertajuk "Mahathir Bicara", Probosutedjo menjelaskan jika perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemunduran di berbagai bidang. Pembangunan pun belum sepenuhnya merata di setiap daerah.

"Kita ingin tahu, bagaimana Mahathir menyelesaikan permasalahan itu selama kepemimpinannya. Jadi, mahasiswa harus mengadopsi itu," katanya.

Mahathir Mohammad yang menjadi Mantan Perdana Mentri era 1981-2003 menjelaskan jika budaya memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara.

Contohnya penduduk Jepang yang malu jika gagal dalam membuat sesuatu sehingga akan bersungguh- sungguh.

"Terkadang kita sudah merasa hidup senang sehingga sangat biasa saja jika sesuatu yang dibuat atau dibangunnya gagal. Maka, harus tanamkan rasa malu jika gagal akan sesuatu sehingga pekerjaan yang dilakukan akan sungguh - sungguh," katanya.

Mahathir juga menegaskan jika ASEAN merupakan perkumpulan terbaik yang dibentuk oleh generasi terpilih. Maka, jangan hanya dipandang sekedar saja.

"Pertumbuhan negara ASEAN saat ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan Spanyol karena selamat dari kasus keuangan. Biar pembangunnya lambat tetapi selamat," ujarnya.

Tak hanya itu, Mahathir juga berpesan agar permasalahn perebutan lahan yang kerap terjadi antara Indonesia dan Malaysia, dapat diselesaikan melalui jalur aman bukan perperangan.

"Biaya perperangan lebih mahal dan merugikan semua pihak bila dibandingkan dari nilai lahan yang diperebutkan. Jadi, selesaikan dengan aman dan musyawarah," kata Mahathir menjawab pertanyaan dari salah satu peserta.

Selain itu diserahkan UMB Award ke 6 oleh Bapak H. Probosutedjo kepada YABhg Tun Dr Mahathir Mohamad atas peran Mahathir dalam membangun kemajuan ASEAN sebagai kawasan yang diperhitungkan di dunia internasional.

UMB Award adalah penghargaan yang diberikan kepada sosok pemimpin yang berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat Indonesia dan Regional. UMB Award sebelumnya diberikan kepada Roeslan Abdulgani, Ali Alatas, Rosihan Anwar , Emil Salim, Sri Mulyani Indrawati.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012