Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mendorong para petani untuk meningkatkan palawija yang hingga kini masih menjadi andalan ekonomi petani di daerah tersebut.
 
"Kita mendorong petani agar meningkatkan kualitas komoditi palawija dan bisa bersaing pasar, " kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Kamis.

Baca juga: Pemprov Banten minta persetujuan DPRD soal hibah untuk MUI dan PWNU 
 
Selama ini, pertanian palawija di Kabupaten Lebak yang dikembangkan petani di antaranya komoditi jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan abu jalar. 
 
Mereka petani mengembangkan komoditi palawija di lahan- lahan darat karena tidak menggunakan pasokan air banyak dibandingkan persawahan. 
 
Saat ini, kata dia, produksi komoditi palawija di Kabupaten Lebak dari Januari sampai Juni 2021 sebanyak 35.608 ton dengan propitas 6,55 ton per hektare dari luas tanam 1.846 hektare.
 
Dari produksi 35.608 ton itu antara lain produksi jagung 3.342 ton, kedelai 1.067 ton, kacang tanah 843 ton, kacang hijau 135 ton, ubi kayu 24.840 ton dan ubi jalar 5.382 ton. 
 
"Kami memperkirakan pergulian uang hasil penjualan palawija mencapai ratusan juta rupiah, ";katanya menjelaskan. 
 
Ia mengatakan, kebanyakan komoditi palawija dipasok ke pasar lokal karena permintaan konsumen cenderung meningkat. 
 
Mereka kebanyakan komoditi palawija dijadikan untuk produksi keripik yang dikembangkan pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM), seperti ubi jalar, ubi kayu dan jagung. 
 
Selama ini, produksi komoditi palawija dapat memenuhi permintaan pasar lokal juga menjadi andalan sumber pendapatan daerah itu.
 
Pemerintah daerah minta petani terus memperluas areal tanam guna meningkatkan produksi juga ekonomi. 
 
Sebetulnya, kata dia, prospek usaha budi daya tanaman palawija cukup menjanjikan karena permintaan pasar cenderung meningkat.
 
"Kami berharap petani terus meningkatkan areal tanam sehingga berdampak meningkatnya produksi, "ujarnya menjelaskan.
 
Seorang petani ubi kayu di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Ujang (55) mengakui bahwa dirinya sangat terbantu ekonomi dari usaha budi daya pertanian palawija komoditi ubi jalar. 
 
Bahkan, hasil panen tahun 2020 sebanyak 20 ton menghasi pendapatan Rp30 juta dari lahan seluas dua hektare. 
 
"Kami mengembangkan tanaman ubi kayu atau singkong itu karena pemasarannya mudah ditampung pelaku UMKM," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021