Jakarta, (ANTARABanten) - Sebanyak 1.100 mahasiswa Universitas Mercu Buana, Jakarta, mengikuti kuliah umum dan bedah buku Pak Harto berjudul "Pak Harto The Untold Stories".

Dalam kegiatan bedah buku Pak Harto, hadir sebagai narasumber yakni Tanri Abeng, Cosmas Batubara dan JB Sumarlin. Dan juga penulis buku "Pak Harto The Untold Stories" yaitu Anita Dewi Ambarsari, Bakarudin, Dona Sita, Dwitri Waluyo dan Mahpudi.

Anita Dewi Ambarsari, salah satu penulis di Jakarta, Jumat, mengatakan bila buku  "Pak Harto The Untold Stories" terdiri dari 113 narasumber dengan 600 halaman. 

Buku tersebut diluncurkan pada 8 Juli 2011 bertepatan dengan ulang tahun Soeharto ke 90 dan sudah terjual mencapai 16 ribu eksemplar hingga bulan Mei 2012.

Ia menuturkan, buku "Pak Harto The Untold Stories" mengulas mengenai kehidupan Soeharto mulai dari menjabat sebagai pemimpin negara hingga masyarakat biasa yang tidak terpublikasi.

Beberapa narasumber yang memberikan komentar dalam buku tersebut adalah Taufik Kiemas, Jusuf Kalla, Fidel Ramos, Tun Muhathir bin Muhammad, Lee Kuan Yew, Cosmas Batubara hingga Tanri Abeng.

"Kami ingin memberikan gambaran mengenai kepemimpinan yang dilakukan Soeharto ketika itu dan mampu memberikan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam pembangunan," kata Anita Dewi Ambarsari dalam kuliah umum dan bedah buku "Pak Harto The Untold Stories" di Aula Universitas Mercu Buana.

Bakarudin, penulis lainnya menambahkan bila bedah buku "Pak Harto The Untold Stories" tidak ada kaitannya dengan politik.

Sebab, rencana ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu dengan mewawancarai beberapa narasumber yang pernah dialog dengan Soeharto.

Bakarudin juga mengungkapkan pengalamannya saat akan mewawancarai Tun Muhathir bin Muhammad bila di Malaysia terdapat kampung yang bernama Soeharto.

Pemberian nama kampung Soeharto tersebut sebagai penghargaan dan gagasan atas terbentuknya wadah ASEAN.

"Pada tahun 71, Pak Harto pernah datang ke Malaysia. Lalu, untuk mengenang, diberikanlah kampung bernama Soeharto," katanya.

Tak hanya itu saja, Bakarudin juga mengungkapkan bila bedah buku Pak Harto akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi lainnya serta pondok pesantren di Jawa Timur dan Banten.

"Harapan kami adalah para pemuda dapat mengambil pelajaran mengenai kepemimpinan Soeharto," katanya.

Cosmas Batubara, menambahkan bila Soeharto merupakan sosok pemimpin yang mampu secara cepat memahami persoalan dan selalu mendengarkan berbagai masukan yang diberikan.

Bahkan, Soeharto selalu mencatat segala informasi yang diperolehnya. Sehingga, Seoharto memiliki daya ingatan yang tinggi.

"Pak Harto selalu mencatat semua informasi yang didengarnya. Lalu, beliau secara cepat menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah yang ada," katanya.

Hal serupa diungkapkan Tanri Abeng bila sosok Soeharto adalah pemimpin yang membangun sambil berbenah. Artinya, masalah yang terjadi di dalam internal dapat segera diatasi tanpa menghambat pembangunan.

"Beliau selalu ingat dari setiap ucapannya maupun yang disampaikan orang lain. Jadi, masalah apapun itu, selalu dapat segera diatasinya," katanya.

Dalam seminar tersebut, ribuan mahasiswa yang hadir mendapatkan buku "Pak Harto The Untold Stories" secara gratis. Sedangkan bila di Gramedia, buku tersebut di jual dengan harga Rp 300 ribu.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012