Cilegon (ANTARABanten) - Ratusan warga Kecamatan ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten keluhkan  sesak napas dan gatal,dan  mereka menduga penyebab dari penyakit tersebut karena polusi udara kendaraan dan pabrik.


"Anak saya sudah dua bulan ini sesak napas, dan sudah dibawa berobat, tapi tidak sembuh-sembuh," kata salah seorang warga Kelurahan Randa Kari, Kecamatan Ciwandan, Cilegon, Komariah, Senin.

Dia menjelaskan, kondisi kesehatan anaknya yang baru duduk di bangku kelas dua SD tersebut, sebenarnya sering dialami sejak masih balita. "Anak saya ini kalau tidak sesak napas, kena penyakit kulit," ujarnya.

Senada diungkapkan oleh Wati. Menurut ibu dua anak ini, kondisi tubuh anaknya sering sakit-sakitan. "Kalau musim kemarau seperti ini, anak saya sering sesak napas," katanya.

Sesak napas yang dialami anaknya mengakibatkan ia harus bolak-balik ke Puskesmas dan Rumah sakit. "Kalau malam, anak saya sering susah tidur, dan terpaksa harus saya bawa ke RSUD Panggung Rawi," katanya menambahkan.

Sejauh ini kata dia,  menurut dokter yang berjaga, anaknya terkena Ispa, dan harus selalu menggunakan masker jika berpergian. "Dokter bilang, kalau keluar rumah anak saya harus membawa penutup hidung, dan kebetulan memang rumah saya berada dipinggir jalan," katanya.

Kondisi rumahnya memang  sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat tingal keluarga.

"Kalau saya punya uang saya ingin sekali pindah, dan memang rumah saya mau dijual, tapi sampai sekarang tidak ada orang yang mau beli, karena kondisinya pinggir jalan, dan kalau musim hujan selalu tergenang air karena saluran airnya mampet," katanya.

Kepala Puskesmas Ciwandan, Imelda ketika ditemui  tidak ada ditempat, begitupun ketika dihubungi, telpon genggamnya aktif namun tidak diangkat.

Terpisah, Sekretaris Bappeda Kota Cilegon, Dana S ketika dimintai tanggapannya mengenai kawasan perumahan  yang ada di Ciwandan mengatakan, sudah tidak layak huni.

"Kalau menurut saya, pemukiman warga yang ada di Ciwandan dan dekat dengan pabrik kimia memang sudah tidak layak untuk ditempati," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011