Sejumlah pedagang takjil pada Ramadhan 1442 Hijriah di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, "diserbu" pembeli untuk memenuhi keperluan makanan berbuka puasa.

"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga hingga bisa meraup keuntungan bersih Rp200 ribu per hari dengan modal Rp1,5 juta," kata Ani (40) seorang pedagang takjil di Jalan Multatuli Rangkasbitung, Leba, Sabtu.

Baca juga: Kerajinan sangkar burung di Lebak banyak pesanan

Para pedagang takjil di sini merasa kewalahan melayani pembeli mulai pukul 16.00 sampai puku 17.30 WIB hingga menimbulkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Multatuli Rangkasbitung.

Namun, kata dia, para pengunjung yang membeli aneka makanan takjil itu menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19.

Pengunjung wajib memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) sesuai dengan aturan pemerintah setempat.

Mereka puluhan pedagang takjil itu menggelar aneka makanan di sekitar ruas Jalan Multatuli Rangkasbitung dengan membuat tenda.

Meskipun pengunjung itu menyerbu makanan takjil, tetapi berjalan tertib dan tidak terlihat saling berdesakan.

"Kami dan suami sudah 13 tahun berjualan takjil setiap Bulan Ramadhan," katanya menjelaskan.

Begitu juga Dedeh (45) seorang pedagang takjil di Jalan Sunankalijaga Rangkasbitung mengaku bahwa dirinya setiap hari bisa menghasilkan omzet Rp1,2 juta dan bisa meraup keuntungan bersih Rp130 ribu.

Keuntungan sebesar itu, kata dia, dirinya merasa terbantu ekonomi keluarga, sehingga bisa menyisihkan hasil berjualan tersebut.

Para pengunjung yang membeli makanan takjil itu hingga memadati ruas jalan Sunankalijaga hingga terjadi antrian kendaraan.

"Saya kira Bulan Ramadhan itu membawa berkah, karena usahanya laku dan setiap hari habis," katanya.

Ia mengatakan, pedagang takjil untuk berbuka puasa itu menyediakan aneka makanan mulai kuliner, sayur mayur, lauk pauk, daging, kolak, nasi merah, gado-gado, asinan, jus es, bubur sumsum dan minuman manis.

Selain itu juga pedagang takjil menjual khas makanan daerah, seperti bugis, dadargulung, papais, pasung, jojorong dan lainnya.

Adapun, kata dia, harga yang dijual makanan takjil dari Rp1.000 sampai Rp50 ribu.

"Kami berjualan takjil itu hasil produksi sendiri juga sebagian mengambil dari orang lain," katanya.

Yayan (35) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya bersama isteri hampir setiap hari untuk menyajikan makanan berbuka puasa lebih baik membeli makanan takjil.

Sebab, kata dia, membeli makanan takjil lebih mengirit dibandingkan masak sendiri.

"Kami membeli takjil itu bisa mencari pilihan makanan selera juga harganya murah paling bantar Rp50 ribu," katanya.

Herman (45) warga Maja Kabupaten Lebak mengatakan dirinya lebih baik untuk persedian makanan berbuka puasa membeli makanan takjil di sekitar Jalan Hardiwinangun, Multatuli dan Sunankalijaga Rangkasbitung.

Selain itu juga mengunjungi makanan takjil sambil "ngabuburit" atau menunggu waktu menjelang berbuka puasa.

"Kami membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa cukup Rp50.000 untuk keluarga," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Yasin, pelaksana Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak mengatakan sebagian besar para pedagang takjil itu para pelaku UMKM.

"Kami membina pelaku usaha itu agar mereka berkembang dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021