Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan saat ini sektor pertanian menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam upaya memperkuat ketahanan pangan.
"Sektor pertanian sekarang menjadi perhatian, kita perkuat ketahanan pangan Provinsi Banten," kata Gubernur Banten Wahidin Halim usai melakukan panen melon dan bawang di kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu), di Serang, Senin.
Baca juga: Berhasil kelola lahan, Tiga RW di kecamatan Tangerang lomba ketahanan pangan
Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ajak Kadin inovasi teknologi ketahanan pangan
"Ayo kita bertani. Sekarang sudah kita contohkan di Sitandu," kata Wahidin.
Menurut dia, pada dasarnya produksi pertanian Banten salah satunya beras dari dulu cukup. Bahkan bisa untuk memenuhi kebutuhan Jakarta.
"Tidak langsung dilempar ke luar. Dibeli dulu oleh BUMD Agrobisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banten," kata dia.
Ditambahkan, saat ini juga sedang dikembangkan tanaman porang yang mencapai 200 hektare oleh petani dan beberapa pondok pesantren di Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pendeglang. Saat ini porang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah dipasarkan.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan pada tahun ini Gubernur Banten memberikan bantuan produksi padi untuk lahan 200 hektare. Selain itu masih ada bantuan untuk pengembangan mina padi dan perkebunan.
"Untuk mempercepat pengolahan tanah, Gubernur akan memberikan bantuan sebanyak 120 unit hand tractor," kata Agus.
Sementara iti, untuk pengembangan bawang merah, Dinas Pertanian membuat demplot bawang merah varietas Bima Brebes di Sitandu. Pada umur 55 hari, varietas ini sudah memasuki waktu panen dengan produktivitas per hektare mencapai 12 ton. Saat ini, produktivitas bawang merah di Banten masih 6,2 ton per hektare.
Budi daya bawang merah tersebut tersebar di Kabupaten Serang (Kecamatan Kramatwatu dan Kecamatan Baros), Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Cimanuk) serta Kabupaten Tangerang (Kecamatan Rajeg, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan timur, dan Kecamatan Pasar Kemis).
Untuk demplot melon yang ditanam adalah varietas Golden Melon Alisha. Pada usia 65 hari, varietas ini sudah memasuki waktu panen dengan produktivitas hingga 30 ton per hektare. Berbobot 0,8 kg hingga 2,5 kg per butir, tingkat kemanisan melon ini 12 hingga 16 brix.
Keunggulan melon varietas ini memiliki buah dengan tekstur renyah serta rasa manis yang segar.
Pengembangan Melon di Provinsi Banten tersebar di Kota Cilegon (Purwakarta, Ciwandan, Pulo Merak, Cilegon, Cibeber, serta Citangkil), Kabupaten Serang (Waringin Kurung, Cikeusal, Walantaka, serta Ciruas) dan Kabupaten Tangerang di Kecamatan Teluk Naga.
Sedangkan di Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) merupakan suatu konsep pertanian berorientasi agribisnis dengan mengkombinasikan beberapa kegiatan pertanian dalam arti luas seperti pertanian tanaman pangan, peternakan, hortikultura, serta perkebunan dalam bentang lahan atau kawasan.
"Sitandu memiliki visi menjadi pusat alih teknologi pertanian dan pusat percontohan pertanian terpadu di Banten," kata Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Sektor pertanian sekarang menjadi perhatian, kita perkuat ketahanan pangan Provinsi Banten," kata Gubernur Banten Wahidin Halim usai melakukan panen melon dan bawang di kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu), di Serang, Senin.
Baca juga: Berhasil kelola lahan, Tiga RW di kecamatan Tangerang lomba ketahanan pangan
Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ajak Kadin inovasi teknologi ketahanan pangan
"Ayo kita bertani. Sekarang sudah kita contohkan di Sitandu," kata Wahidin.
Menurut dia, pada dasarnya produksi pertanian Banten salah satunya beras dari dulu cukup. Bahkan bisa untuk memenuhi kebutuhan Jakarta.
"Tidak langsung dilempar ke luar. Dibeli dulu oleh BUMD Agrobisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banten," kata dia.
Ditambahkan, saat ini juga sedang dikembangkan tanaman porang yang mencapai 200 hektare oleh petani dan beberapa pondok pesantren di Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pendeglang. Saat ini porang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah dipasarkan.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan pada tahun ini Gubernur Banten memberikan bantuan produksi padi untuk lahan 200 hektare. Selain itu masih ada bantuan untuk pengembangan mina padi dan perkebunan.
"Untuk mempercepat pengolahan tanah, Gubernur akan memberikan bantuan sebanyak 120 unit hand tractor," kata Agus.
Sementara iti, untuk pengembangan bawang merah, Dinas Pertanian membuat demplot bawang merah varietas Bima Brebes di Sitandu. Pada umur 55 hari, varietas ini sudah memasuki waktu panen dengan produktivitas per hektare mencapai 12 ton. Saat ini, produktivitas bawang merah di Banten masih 6,2 ton per hektare.
Budi daya bawang merah tersebut tersebar di Kabupaten Serang (Kecamatan Kramatwatu dan Kecamatan Baros), Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Cimanuk) serta Kabupaten Tangerang (Kecamatan Rajeg, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan timur, dan Kecamatan Pasar Kemis).
Untuk demplot melon yang ditanam adalah varietas Golden Melon Alisha. Pada usia 65 hari, varietas ini sudah memasuki waktu panen dengan produktivitas hingga 30 ton per hektare. Berbobot 0,8 kg hingga 2,5 kg per butir, tingkat kemanisan melon ini 12 hingga 16 brix.
Keunggulan melon varietas ini memiliki buah dengan tekstur renyah serta rasa manis yang segar.
Pengembangan Melon di Provinsi Banten tersebar di Kota Cilegon (Purwakarta, Ciwandan, Pulo Merak, Cilegon, Cibeber, serta Citangkil), Kabupaten Serang (Waringin Kurung, Cikeusal, Walantaka, serta Ciruas) dan Kabupaten Tangerang di Kecamatan Teluk Naga.
Sedangkan di Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) merupakan suatu konsep pertanian berorientasi agribisnis dengan mengkombinasikan beberapa kegiatan pertanian dalam arti luas seperti pertanian tanaman pangan, peternakan, hortikultura, serta perkebunan dalam bentang lahan atau kawasan.
"Sitandu memiliki visi menjadi pusat alih teknologi pertanian dan pusat percontohan pertanian terpadu di Banten," kata Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021