Omzet pendapatan pelukis di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak delapan bulan terakhir ini cukup merosot tajam ditengah pandemi COVID-19.
"Kami merasa bingung sejak pandemi COVID-19 omzet menurun drastis," kata Reo (35) seorang pelukis saat ditemui di Galeri Komunitas Momonon di Jalan Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,
Baca juga: Cegah COVID-19, Bupati Lebak tutup lokasi wisata saat liburan panjang
Baca juga: Bawaslu tangsel diminta tertibkan APK yang melanggar aturan
Para pelukis seni di Kabupaten Lebak itu sangat terpukul akibat pandemi COVID-19,terlebih saat ini diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Selama masa PSBB itu, tentu kegiatan ekonomi dibatasi, sehingga berdampak terhadap pendapatan.
Selama ini, kata dia, pelukis hanya beberapa permintaan pesanan dalam sebulan juga terkadang tidak ada.
"Kami paling bantar saat pandemi Corona bisa menghasilkan pendapatan Rp1 juta,padahal biasanya mencapai Rp10 juta/bulan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penghasilan dari aneka lukisan sudah tidak bisa dijadikan andalan ekonomi keluarga dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
Saat ini, ujar dia, dirinya kini mengembangkan usaha ikan hias dan memproduksi akuarium agar ekonomi keluarga bertahan.
Potensi usaha ikan hias cukup menjanjikan menghasilkan ekonomi, karena banyak permintaan masyarakat.
Saat ini, warga banyak mencintai ikan cupang hingga harganya juga cukup lumayan.
"Kami hari ini mengembangkan usaha ikan hias karena penghasilan melukis sangat merosot sekali," katanya menjelaskan.
Begitu juga Edi (36) seorang pelukis mengatakan bahwa dirinya merasa terpukul karena omzet pendapatan usaha melukis menurun drastis sehubungan merebaknya pandemi COVID-19.
Sebelumnya, kata dia, dirinya terkadang menerima orderan atau pesanan dari pedagang seni lukis di wilayah Banten dan masyarakat.
Namun, saat pandemi COVID-19 sama sekali tidak ada pesanan maupun pembeli yang datang ke galeri.
"Kami setiap hari tetap memajang lukisan di By Pas Rangkasbitung, namun banyak duduk karena tidak ada pembeli," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Wadah Kreasi Seni (WKS) Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Dedi Heriyadi mengatakan, pandemi COVID-19 tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi para seniman pelukis.
Karya pelukis di Kabupaten Lebak terdapat tujuh komunitas, di antaranya KPJ Rangkasbitung, Momonon dan WKS.
Produk karya lukisan mereka kebanyakan beraliran natural, karena harganya terjangkau dengan kisaran Rp300 ribu hingga Rp3,5 juta rupiah.
"Kami berharap seniman itu dapat kompensasi bantuan, karena pendapatan ekonomi seniman semakin terpuruk akibat pandemi corona," kata Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kami merasa bingung sejak pandemi COVID-19 omzet menurun drastis," kata Reo (35) seorang pelukis saat ditemui di Galeri Komunitas Momonon di Jalan Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,
Baca juga: Cegah COVID-19, Bupati Lebak tutup lokasi wisata saat liburan panjang
Baca juga: Bawaslu tangsel diminta tertibkan APK yang melanggar aturan
Para pelukis seni di Kabupaten Lebak itu sangat terpukul akibat pandemi COVID-19,terlebih saat ini diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Selama masa PSBB itu, tentu kegiatan ekonomi dibatasi, sehingga berdampak terhadap pendapatan.
Selama ini, kata dia, pelukis hanya beberapa permintaan pesanan dalam sebulan juga terkadang tidak ada.
"Kami paling bantar saat pandemi Corona bisa menghasilkan pendapatan Rp1 juta,padahal biasanya mencapai Rp10 juta/bulan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penghasilan dari aneka lukisan sudah tidak bisa dijadikan andalan ekonomi keluarga dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
Saat ini, ujar dia, dirinya kini mengembangkan usaha ikan hias dan memproduksi akuarium agar ekonomi keluarga bertahan.
Potensi usaha ikan hias cukup menjanjikan menghasilkan ekonomi, karena banyak permintaan masyarakat.
Saat ini, warga banyak mencintai ikan cupang hingga harganya juga cukup lumayan.
"Kami hari ini mengembangkan usaha ikan hias karena penghasilan melukis sangat merosot sekali," katanya menjelaskan.
Begitu juga Edi (36) seorang pelukis mengatakan bahwa dirinya merasa terpukul karena omzet pendapatan usaha melukis menurun drastis sehubungan merebaknya pandemi COVID-19.
Sebelumnya, kata dia, dirinya terkadang menerima orderan atau pesanan dari pedagang seni lukis di wilayah Banten dan masyarakat.
Namun, saat pandemi COVID-19 sama sekali tidak ada pesanan maupun pembeli yang datang ke galeri.
"Kami setiap hari tetap memajang lukisan di By Pas Rangkasbitung, namun banyak duduk karena tidak ada pembeli," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Wadah Kreasi Seni (WKS) Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Dedi Heriyadi mengatakan, pandemi COVID-19 tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi para seniman pelukis.
Karya pelukis di Kabupaten Lebak terdapat tujuh komunitas, di antaranya KPJ Rangkasbitung, Momonon dan WKS.
Produk karya lukisan mereka kebanyakan beraliran natural, karena harganya terjangkau dengan kisaran Rp300 ribu hingga Rp3,5 juta rupiah.
"Kami berharap seniman itu dapat kompensasi bantuan, karena pendapatan ekonomi seniman semakin terpuruk akibat pandemi corona," kata Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020