Perum Bulog Kabupaten Lebak-Pandeglang kembali menggelar operasi pasar (OP) gula pasir dan minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menstabilkan harga di pasaran.
"Kami melaksanakan OP gula pasir dan minyak goreng agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan harga murah dan terjangkau," kata Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Lebak-Pandeglang Meita Novariani di Lebak, Rabu.
Selama ini, konsumsi gula pasir di Kabupaten Lebak cukup tinggi sehingga perlu dilakukan OP untuk menstabilkan harga di pasaran.
Perum Bulog menjual OP gula pasir Rp12.500/Kg dan minyak goreng kemasan isi satu liter Rp12.500.
Lokasi OP komoditas bahan pokok tersebut di sekitar Rancalintah dan Pasar Rangkasbitung hingga dipadati pembeli dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak.
Masyarakat banyak yang membeli komoditas sembako tersebut karena harganya lebih murah dibandingkan harga di tingkat pengecer hingga mencapai Rp13.500/Kg.
"Kami merasa kewalahan melayani konsumen saat OP, sehingga terpaksa dilakukan antrian dengan mengutamakan menjaga jarak dan menggunakan masker untuk pencegahan COVID-19," katanya.
Menurut dia, selama ini, harga gula pasir dan minyak kemasan dengan isi satu liter di pasaran relatif stabil dibandingkan sebelum Hari Raya Lebaran hingga menembus Rp18.000/Kg.
Perum Bulog terus berupaya maksimal melakukan intervensi dengan menggelar OP juga memasok ke 300 Rumah Pangan Kita (RPK) di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Saat ini, kata dia, masyarakat di dua kabupaten tersebut kini terpenuhi kebutuhan konsumsi komoditas minyak goreng dan gula pasir.
"Kita merasa bangga komoditas gula pasir putih dan minyak goreng itu didatangkan dari produksi lokal tanpa impor," ujarnya.
Sementara itu, Inayah (50) seorang ibu rumah tangga warga Rangkasbitung mengaku bahwa mereka membeli gula pasir putih hingga tiga kilogram dengan harga Rp37.500.
Masyarakat Rangkasbitung itu tentu merasa terbantu adanya OP yang dilaksanakan Perum Bulog Lebak-Pandeglang karena bisa mengurangi beban ekonomi.
Kehadiran Perum Bulog menurut warga mampu menstabilkan harga bahan pokok di pasaran, terlebih saat ini ada pandemi COVID-19.
"Kami bisa menghemat belanja harian jika gula putih dan minyak goreng dengan harga murah itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kami melaksanakan OP gula pasir dan minyak goreng agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan harga murah dan terjangkau," kata Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Lebak-Pandeglang Meita Novariani di Lebak, Rabu.
Selama ini, konsumsi gula pasir di Kabupaten Lebak cukup tinggi sehingga perlu dilakukan OP untuk menstabilkan harga di pasaran.
Perum Bulog menjual OP gula pasir Rp12.500/Kg dan minyak goreng kemasan isi satu liter Rp12.500.
Lokasi OP komoditas bahan pokok tersebut di sekitar Rancalintah dan Pasar Rangkasbitung hingga dipadati pembeli dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak.
Masyarakat banyak yang membeli komoditas sembako tersebut karena harganya lebih murah dibandingkan harga di tingkat pengecer hingga mencapai Rp13.500/Kg.
"Kami merasa kewalahan melayani konsumen saat OP, sehingga terpaksa dilakukan antrian dengan mengutamakan menjaga jarak dan menggunakan masker untuk pencegahan COVID-19," katanya.
Menurut dia, selama ini, harga gula pasir dan minyak kemasan dengan isi satu liter di pasaran relatif stabil dibandingkan sebelum Hari Raya Lebaran hingga menembus Rp18.000/Kg.
Perum Bulog terus berupaya maksimal melakukan intervensi dengan menggelar OP juga memasok ke 300 Rumah Pangan Kita (RPK) di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Saat ini, kata dia, masyarakat di dua kabupaten tersebut kini terpenuhi kebutuhan konsumsi komoditas minyak goreng dan gula pasir.
"Kita merasa bangga komoditas gula pasir putih dan minyak goreng itu didatangkan dari produksi lokal tanpa impor," ujarnya.
Sementara itu, Inayah (50) seorang ibu rumah tangga warga Rangkasbitung mengaku bahwa mereka membeli gula pasir putih hingga tiga kilogram dengan harga Rp37.500.
Masyarakat Rangkasbitung itu tentu merasa terbantu adanya OP yang dilaksanakan Perum Bulog Lebak-Pandeglang karena bisa mengurangi beban ekonomi.
Kehadiran Perum Bulog menurut warga mampu menstabilkan harga bahan pokok di pasaran, terlebih saat ini ada pandemi COVID-19.
"Kami bisa menghemat belanja harian jika gula putih dan minyak goreng dengan harga murah itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020