Perkeretaapian di ASEAN Mulai Menerapkan Teknologi AI

Perkeretaapian di ASEAN Mulai Menerapkan Teknologi AI

Acara ARCEOs’ Conference ke-44 di Bandung

Bandung (ANTARA) - Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini menjadi buah bibir dan pembicaraan hangat di seluruh dunia.

Penerapan AI pun telah merambah dunia perkeretaapian demi mewujudkan kinerja dan pelayanan maksimal.

Vice President Aset Infrastruktur PT KAI, M. Arifudin mengatakan menuju AI merupakan sebuah hasil akhir dengan mengandalkan beragam data.

"Dalam progresnya tentu data itu harus clean, tidak boleh ada data yang salah, dan ini sedang dilakukan," ucapnya dalam acara ARCEOs Conference ke-44 di Bandung, Selasa (3/9/2024).

Menurut Arifudin, penggunaan AI dibutuhkan formula untuk setiap bagian dan komponen.

"Formulanya harus serealistis mungkin mendekati seperti kenyataannya. Setelah itu kita gabungkan. Dengan adanya data yang makin banyak dan fomula yang makin teruji, nanti kita akan buat itu secara otomatis menjadi machine learning," jelasnya.

Ia menyebut machine learning itu tidak memberikan keputusan, namun hanya memberikan sejumlah data hasil kalkulasi saja.

"Nanti AI itu di mana hasil dari kalkulasi machine learning, dia harus mengambil satu lagi yang logis. Bagaimana machine learning bisa memutuskan bahwa ini harus segera diganti, ini bahaya, ini dalam 5 tahun lagi kalau tidak dilakukan penggantian sejumlah atau sepanjang track atau prasarana maka akan timbul masalah dan sebagainya. Itu nanti jadi otomatis," terangnya.

Tenologi AI juga dimanfaatkan Vietnam dengan menerapkan sistem kamera untuk memantau dan memperingatkan bahaya di lokasi rawan kereta api.

Sementara itu, Kepala Sinyal dan Telekomunikasi, Departemen Listrik, Sekolah Tinggi Kereta Api Vietnam, Vietnam, Hoang Huy Tuong menjelaskan pada 2021, pihaknya mempelajari dan melakukan uji coba pemasangan sistem kamera yang terintegrasi dengan teknologi AI.

"Sistem ini berhasil diuji dan sedang dipertimbangkan untuk dipasang di lokasi rentan di jalur kereta api untuk membatasi risiko terhadap pengoperasian transportasi kereta api," jelasnya.

Hoang Huy Tuong menyebut sejumlah evaluasi hasil yang dicapai dari penerapan sistem kamera berbasis AI.

Pertama, sistem beroperasi secara stabil dalam segala kondisi cuaca. Kedua, kualitas transmisi adalah stabil, tingkat kehilangan paket adalah 0%.

Ketiga, menentukan ukuran obyek secara akurat, memberikan peringatan untuk obyek yang sesuai, bahkan dapat menyesuaikan ukuran obyek, membedakan kereta api, orang yang bergerak, hingga hujan.

Keempat, memberikan peringatan yang tepat waktu dan akurat melalui pengujian. Kelima, waktu penyimpanan data lebih dari 15 hari.

Lebih lanjut, Thailand pun tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknolgi AI.

Thailand menerapkan layanan keselamatan penumpang di dalam ruangan berbasis AI.

Insinyur 6, Jalur Struktural dan Pusat Teknik Persinyalan, Biro Manajemen Kereta Api Berlistrik Kereta Api Negara Thailand, Chairat Mooksri menyebut layanan yang dimaksud dapat mendeteksi insiden secara real-time, memberikan analisis risiko, analisis pengenalan wajah, deteksi obyek yang mencurigakan, dan peringatan darurat.

"Kami juga memiliki layanan otomatisasi kursi roda untuk penumpang penyandang disabilitas dan lanjut usia," kata Mooksri.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024