"Tren kenaikan (pasien positif) virus corona ini dipastikan akan terus terjadi. Untuk itu, seluruh rumah sakit di Jawa Tengah diminta siap mengantisipasi lonjakan itu," katanya di Semarang, Minggu.
Ganjar mengungkapkan, berdasarkan data yang masuk pada Minggu (22/3) petang, jumlah pasien positif COVID-19 di Jateng bertambah satu sehingga total tercatat ada 15 orang.
Satu pasien positif COVID-19 tambahan itu berjenis kelamin laki-laki dan saat ini dirawat RSUD dr. Moewardi, Kota Surakarta
Pasien yang bersangkutan tersebut dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan kontak dengan pasien yang dirawat di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Kabupaten Banyumas.
"Saat ini ada 2.416 orang dalam pengawasan (ODP) di Jateng, 196 orang merupakan pasien dalam pemantauan telah dirawat, dan positif COVID-19 sebanyak 15 orang, tiga di antara yang positif itu telah meninggal dunia," ujarnya.
Pihak rumah sakit serta seluruh bupati/wali kota se-Jateng juga diminta aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Saya minta kawan-kawan bupati/wali kota serius melakukan penelusuran riwayat perjalanan pasien positif COVID-19. Masyarakat juga kami minta terbuka menyampaikan informasi kepada kami, apabila pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif itu," katanya.
Bupati/wali kota, lanjut Ganjar, juga harus terus melakukan tindakan preventif sampai ke tingkat bawah dengan melibatkan unsur pemerintahan sampai tingkat bawah seperti RT/RW, lurah, camat, kelompok PKK, dasawisma hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Selain diminta mengatasi lonjakan pasien COVID-19, pihak rumah sakit di Jateng diminta menghitung segala kebutuhan yang diperlukan, apabila ada kekurangan seperti alat pelindung diri (APD), masker dan lainnya.
Pihaknya menegaskan tidak tinggal diam dengan kondisi yang ada, bahkan pagi tadi seluruh jajaran Pemprov Jateng menggelar rapat untuk mencarikan solusi atas persoalan ini.
"Nanti kami akan ikhtiar mencarikan dengan cara berkomunikasi ke pusat atau mencari pabrikannya. Saya minta seluruh rumah sakit di Jateng disiplin komunikasi, jangan teriak-teriak kurang dan membuat masyarakat khawatir," ujarnya.***3***