Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan apresiasi terhadap kinerja BTN dalam mewujudkan program sejuta rumah khususnya dalam dua tahun terakhir (2018 dan 2019).
"Terimakasih atas kerja keras dua tahun terakhir sudah di atas 1 juta unit per tahun," kata Ma'ruf Amin di Jakarta Convention Center, Sabtu, dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) tanggal 15 Februari sampai dengan 23 Februari 2020.
Meskipun demikian, Ma'ruf Amin mengatakan agar prestasi ini tidak lantas membuat manajemen BTN berpuas diri mengingat tingkat kesenjangan (backlog) antara permintaan rumah dengan pasokan masih tinggi.
"Kita masih dibayangi pertumbuhan keluarga yang semakin meningkat ditambah lagi adanya bonus demografi sampai dengan tahun 2070," kata Ma'ruf.
Meskipun untuk memenuhi target tersebut, jelas Wakil Presiden, penuh dengan tantangan mulai dari isu perang dagang, krisis Timur Tengah, dan wabah virus Corona.
Pemerintah, jelas Ma'ruf telah mengantisipasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diantaranya dengan menggodok rancangan undang-undang omnibuslaw salah satu tujuannya agar izin membangun rumah menjadi lebih murah dan mudah.
"Pemerintah juga tengah membangun sistem online untuk perizinan. Tujuannya agar pemohon izin dan pemberi izin tidak saling bertemu sehingga meminimalkan terjadinya pungli," kata Ma'ruf Amin.
Ma'ruf juga berharap KPR ini semakin luas dinikmati masyarakat berpendapatan rendah sehingga pertumbuhan ekonomi juga dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
"Saya harap pemangkas rambut, penjaga masjid (marbot), dan masyarakat lainnya dapat merasakan KPR," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf juga mendukung langkah BTN menggarap pasar milenial yang jumlahnya mencapai 81 juta orang atau 30 persen dari penduduk Indonesia.
Hanya Wapres berpesan agar BTN selektif dalam mencairkan KPR untuk memperhatikan ketersediaan sanitasi dan air bersih.
"Saya minta BTN jangan sampai cairkan KPR kalau pengembang tidak menyediakan sanitasi dan air bersih. Jangan sampai generasi mendatang mengalami stunting akibat sanitas dan air bersih yang buruk," ujar Wapres.
Sedangkan Direktur Utama BTN, Pahala N. Mansury dalam sambutannya menargetkan dapat meraup izin prinsip KPR baik subsidi maupun non subsidi sebesar Rp3 triliun dengan target booked sebesar Rp1 triliun.
“Tahun ini adalah tahun yang tepat untuk membeli properti karena banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah berlangsung, uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu dan variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT, MRT,” kata Pahala.
Tahun 2019 diakui Pahala sebagai tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, karena penjualan properti mengalami penurunan. Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan properti residensial triwulan IV/2019 turun 16,33% secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil,menengah ataupun besar.
“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor properti tetap tumbuh, karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP,” kata Pahala.
Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8-10 persen yang didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%.
Sementara untuk segmen KPR Subsidi, Bank berkode saham BBTN ini hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.
Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuidtas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.
Untuk mencapai target tersebut, strategi yang dijalankan Bank BTN salah satunya dengan aktif menggelar pameran yang mempertemukan konsumen dengan pengembang, seperti IPEX yang diramaikan oleh 105 pengembang.
Pengembang tersebut menawarkan setidaknya ± 650 proyek hunian, mulai dari hunian tapak, vertical dengan desain minimalis dan modern berlokasi strategis, seperti di kawasan berbasis Transit Oriented Development yang tersebar di Jabodetabek yang saat ini sedang digandrungi generasi milenial.
Selain hunian yang sesuai dengan selera konsumen saat ini, Bank BTN juga menawarkan beragam promosi menarik diantaranya suku bunga KPR mulai dari 5,70% fixed rate selama 1 Tahun (subsidi bunga dari pengembang pilihan), bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000 sesuai dengan plafond kredit yang diberikan.
“Kami dalam waktu dekat akan menawarkan KPR dengan skema khusus yang dapat menangkap segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak kebagian FLPP KPR dengan skema khusus ini juga memfasilitasi pengembang rumah subsidi yang pasokannya melimpah namun sulit mendapatkan pembeli, “kata Pahala.