Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui usulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp9,67 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebesar 58,4 persen dimanfaatkan untuk program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, berdasarkan informasi dari Kementerian ESDM, Jakarta, yang dipantau Antara, Kamis.
"Kami (Pemerintah) sudah memprioritaskan program di empat bidang (migas, geologi, energi baru terbarukan dan konservasi energi dan pendidikan vokasi) sebesar Rp5.955,8 miliar," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Untuk program di sektor minyak dan gas bumi, Pemerintah akan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur 266.070 jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3.037,5 miliar, pembagian 5.000 paket konverter kit BBM ke BBG 3 Kg untuk nelayan dan petani sebesar Rp432,5 miliar, 7 rekomendasi layanan infrastruktur gas Rp55,6 miliar dan konversi minyak tanah ke LPG 3 untuk 522.616 paket sebesar Rp266,5 miliar.
Di sektor EBTKE, Kementerian ESDM akan merevitalisasi 24 unit Pembangkit Listrik EBT senilai Rp50 miliar, 24 unit pembangunan biogas komunal Rp28,6 miliar, pembangunan peralatan efisinsi energi (PJU-TS) untuk 45.000 unit Rp800 miliar, 23 unit pembangunan PLTS untuk pos pengamatan gunung api Rp30 miliar, 800 unit pembangunan PLTS Atap Rp175 miliar, 50 unit pengembangn PLTS di unit TNI Rp90 miliar dan 13 rekomendasi layanan infrastruktur EBTKE Rp59,5 miliar.
Pada sektor geologi di tahun 2020, Pemerintah akan menfokuskan pengembangan geopark di dua lokasi (Rp7,5 miliar), pengembangan pos pengamatan gunung api di 10 lokasi (Rp28,6 miliar), pembangunan 20 titik penyediaan bor air tanah dangkal untuk tanggap darurat (Rp2,4 miliar), 1.000 titik untuk pemboran air bersih di daerah sulit air (Rp554,1 miliar) dan pengembangan peralatan tiga sistem mitigasi bencana geologi di 8 lokasi (Rp35 miliar).
Terakhir di bidang pendidikan vokasi, akan ada pembangunan Politeknik Energi dan Pertambangan Bali (Rp94,3 miliar) dan PEM Prabumulih (Rp114,8 miliar), pengembangan PEM Akamigas Cepu (Rp97,9 miliar) dan PEM Bandung (Rp33,8 miliar) serta diklat masyarakat bidang migas (Rp2,9 miliar), bidang geominerba (Rp2 miliar), bidang EBTKE (Rp1,3 miliar) dan tambang bawah tanah (Rp2,1 miliar).
Kementerian ESDM per 26 November merealisasikan pagu APBN 2019 sebesar 63,82 persen dari total pagu anggaran Rp5,6 triliun.
Arifin menjelaskan pagu anggaran tersebut paling besar untuk belanja barang sebesar Rp3,15 triliun. Kemudian belanja modal Rp1,14 triliun dan belanja pegawai Rp870 miliar.
"Capaian strategis antara lain target lifting migas lifting minyak bumi 744 MBOPD dan gas bumi 1.050 MBOPD. Rasio elektrifikasi 98,86 persen. Capaian BBM Satu Harga kita 170 titik sebagaimana yang ditargetkan, ini akan kita lanjutkan hingga 2024," katanya.