Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mengingatkan agar kabinet kerja jilid II pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih solid dibandingkan kabinet sebelumnya.
"Jangan sampai terjadi lagi ada anggota kabinet ngomong A, anggota kabinet lain ngomong B, lalu Presiden turun tangan menengahi," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, di Jakarta, Sabtu.
Soliditas di antara menteri sangat penting dalam menjalankan kebijakan serta visi dan misi Presiden Jokowi ke depan. Pemuda Muhammadiyah juga mendorong Presiden Jokowi memilih menteri dari kalangan muda.
"Kekhawatiran banyak orang, jika nantinya orang-orang yang membantu Pak Jokowi tidak mampu mengeksekusinya, ini akan repot. Sebetulnya ada jalan lain, anak muda dikaryakan misal kita dorong Fifty-Fifty (kabinet). Karena anak muda banyak dengan gagasan baru yang itu selaras dengan perkembangan zaman. Meski kita tahu saat ini tidak banyak anak muda yang diendorse, didorong (kabinet)," jelas Cak Nanto, sapaan Sunanto.
Masuknya anak muda ini, katanya, cukup penting karena saat ini ada kesan jika Jokowi kurang transparan dalam proses rekrutmen calon pembantunya berbeda pada periode pertama.
"Misalnya mengenai masukan publik dalam proses penyusunan kabinet, bahwa itu hak prerogratif presiden iya, tapi masukan publik juga tidak kalah penting. Apalagi kondisi politik sekarang memungkinkan munculnya oposisi jalanan," jelasnya.
Ia menambahkan, sebaik apapun kinerja pemerintah sekarang (infrastruktur), yang dibangun adalah fisik, bukan jiwa.
"Ini tantangan besar yang harus dijawab ke depan. Bagi kami, di Pemuda Muhammadiyah, kami akan berada dibelakang pemerintah kalau kebijakannya itu ditujukan untuk memajukan bangsa. Dan kami akan berhadapan jika kebijakannya tidak sesuai dengan harapan masyarakat," tegas Cak Nanto.