Jayapura (ANTARA) - Sekitar 500-an warga yang menjadi korban kerusuhan hingga kini masih mengungsi di sejumlah penampungan yang ada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw kepada ANTARA, Jumat, di Jayapura mengakui, masih banyak warga yang mengungsi akibat rumah mereka ludes dibakar saat kerusuhan yang terjadi tanggal 23 September lalu.
"Memang benar rata-rata warga yang masih berada di pengungsian adalah mereka yang saat ini tidak lagi memiliki tempat tinggal," katanya.
Ia menjelaskan para pengungsi ada yang ditampung di rumah warga, tetapi ada juga yang ditampung di sejumlah pengungsian seperti rumah ibadah dan instansi militer.
Paulus Waterpauw mengaku belum bisa memastikan sampai kapan mereka berada di pengungsian.
Gubernur Papua Lukas Enembe, katanya, beberapa waktu lalu menyatakan akan membangun sementara pemukiman di lokasi warga yang terbakar namun hingga kini belum terealisasi.
“Mudah-mudahan rencana membantu korban dengan mendirikan bangunan sederhana dapat segera terealisasi sehingga mereka tidak lagi berada di pengungsian,” kata Waterpauw yang mengaku baru kembali dari kunjungan kerjanya ke Wamena bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab.
Ketika ditanya tentang situasi keamanan di Wamena dan sekitarnya, Waterpauw yang menjabat sebagai Kapolda Papua kedua kalinya itu mengatakan, saat ini keamanan sudah berangsur kondusif.
"Bahkan pelaku penikaman yang menewaskan pekerja saat melintas di Wouma, Sabtu (12/10) yakni NW, sudah ditangkap Jumat (18/10) dini hari di kawasan Piramid," katanya.
Kerusuhan yang terjadi di Wamena, 23 September 2019 menyebabkan 33 orang meninggal, sekitar 1.000 bangunan termasuk milik warga dan kendaraan dibakar.
Tercatat 11 ribu lebih warga yang mengungsi ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AU.
Di pengungsian di Wamena masih ada sekitar 500 warga
Jumat, 18 Oktober 2019 17:39 WIB
Memang benar rata-rata warga yang masih berada di pengungsian adalah mereka yang saat ini tidak lagi memiliki tempat tinggal