Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata mengakui sejumlah agenda acara yang masuk dalam "100 Calendar of Events Indonesia" atau 100 atraksi wisata terbaik di Indonesia, harus mengalami pembatalan.
"Ada. Itu yang semestinya jadi pembelajaran untuk teman-teman di daerah," kata Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Calendar of Events, Esthy Reko Astuti setelah mengisi acara Capturing Moments Calendar of Events Kementrian Pariwisata di Jakarta, Senin.
Esthy menegaskan jika suatu acara sudah masuk Calendar of Events, maka salah satu dukungan institusinya adalah promosi. Namun faktanya setelah promosi dilakukan dan industri pariwisata telah menjual acara tersebut, jadwalnya diundur.
Baca juga: Balawista dan Kemenpar Banten uji kompetensi pemandu keselamatan
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan kelalaian yang dilakukan oleh pembuat acara yang telah masuk ke dalam 100 Calendar of Events namun tidak mampu melaksanakannya sesuai jadwal. Bahkan tidak tertutup kemungkinan bahwa panitia acara akan dijatuhi sanksi oleh Kementerian Pariwisata.
Saat ditanyai lebih jauh mengenai berapa banyak acara yang dibatalkan, Esthy mengatakan bahwa acara-acara yang dibatalkan tidak banyak.
"Sebenarnya tidak terlalu (banyak), tapi ada beberapa daerah yang belum concern terhadap hal itu," ucapnya.
Esthy menambahkan bahwa sebagian acara yang dibatalkan itu menurut pengakuan panitia disebabkan karena adanya Pemilihan Kepala Daerah, yang berakibat anggaran daerah tersebut tersedot untuk kegiatan politik, atau pergantian pucuk pimpinan di daerah tersebut.
Pada akhir 2018, Menteri Pariwisata Arief Yahya merilis 100 atraksi wisata terbaik yang ada di Indonesia (100 calendar of events).
Saat itu, Arief mengatakan bahwa rilis ini dibuat atas inisiatif Presiden Joko Widodo yang mengingingkan Indonesia memiliki acara-acara berkualitas dan berstandar internasional, yang akan dapat mendongkrak kedatangan wisatawan luar dan dalam negeri.
Baca juga: Kemenpar kembangkan wisata selancar di Cilacap