Lebak (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Banten, mengembangkan perkebunan kopi arabika seluas 30 hektare bantuan dari APBD setempat.
"Bantuan pengembangan kopi itu di Kecamatan Muncang dan Sobang," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Rabu.
Permintaan kopi arabika di pasaran cenderung meningkat dengan harga relatif baik dan menguntungkan petani. Pemerintah daerah mengembangkan kopi tersebut guna mendorong pertumbuhan ekonomi petani.
Saat ini, harga kopi arabika menembus Rp18.000 sampai Rp20.000/Kg bentuk berasan atau biji kopi.
"Kami optimistis pengembangan kopi di Kecamatan Muncang dan Sobang dapat mendongkrak pendapatan ekonomi juga mampu memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran," katanya.
Menurut dia, saat ini, produktivitas kopi di Kabupaten Lebak cukup rendah yakni 944,88 Kg/hektare, karena kurang mendapat perawatan.
Pihaknya menargetkan produktivitas kopi sekitar 1,7 ton/hektare. Karena itu, pemerintah daerah akan mendorong peningkatan produktivitas kopi dengan pendampingan juga peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani.
Baca juga: BPBD Lebak distribusikan air bersih ke tiga kecamatan
Baca juga: Tetua Badui tegaskan pejabat harus berani cegah korupsi
Sebab, kopi arabika Kabupaten Lebak memiliki nilai ekonomi tinggi di pasaran domestik maupun mancanegara.
Keunggulan tanaman kopi arabika (coffea arabica) sangat diminati masyarakat juga jauh lebih baik dibandingkan kopi robusta.
"Kami mengembangkan tanaman kopi seluas 30 hetare dengan sistem klaster atau kawasan," katanya.
Ia mengatakan, selama ini, petani mengembangkan perkebunan kopi terspot-spot dan bukan di kawasan sehingga produksinya relatif kecil.
Saat ini, perkebunan kopi di Kabupaten Lebak tahun 2018 seluas 1.500 hektare dengan jumlah petani sebanyak 2.954 KK.
Untuk itu, pihaknya mendorong petani mengembangkan tanaman kopi dengan sistem klaster.
Selama ini, perkebunan kopi arabika yang dikembangkan petani hanya dijadikan usaha sampingan dan belum mengarah ke arah bisnis.
Pemerintah daerah setiap tahun memberikan bantuan benih kepada kelompok tani agar ke depan kopi menjadikan andalan usaha petani.
"Kami mendorong petani terus memperluas tanaman perkebunan kopi karena tiga tahun sudah bisa dipanen," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak mengaku mereka menyambut positif program pengembangan perkebunan kopi arabika karena bisa menjanjikan pendapatan ekonomi.
Perkebunan kopi cukup membantu pendapatan keluarga karena harganya cukup lumayan. Bahkan, panen kopi tahun lalu bisa menghasilkan pendapatan Rp25 juta dari tanam seluas satu hektare.
"Kami mengembangkan tanaman kopi arabika diintegrasikan dengan tanaman lainnya," kata Surya (50), seorang petani Muncang Kabupaten Lebak.
Baca juga: Suku pedalaman diharapkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Tetua Badui berharap bangsa Indonesia aman
Distanbun Lebak kembangkan kebun kopi arabika seluas 30 hektare
Rabu, 17 Juli 2019 16:10 WIB
Permintaan kopi arabika di pasaran cenderung meningkat dengan harga relatif baik dan menguntungkan petani. Pemerintah daerah mengembangkan kopi tersebut guna mendorong pertumbuhan ekonomi petani.