Tangerang (Antaranews Banten) - Perusahaan Daerah (PD) Pasar Niaga Kerta Raharja, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Tangerang, saat ini telah mengelola 18 pasar tradisional dengan pendapatan mencapai Rp7,7 milyar.
"Itu perhitungan selama tahun 2018 meningkat Rp200 juta dari tahun sebelumnya," kata Dirut PD Pasar Kabupaten Tangerang, Jamaludin di Tangerang, Rabu.
Jamaludin mengatakan pihaknya mematok laba pada tahun 2019 minimal sebesar Rp1 miliar dengan asumsi bahwa sudah ada empat pasar yang direvitalisasi.
Namun revitalisasi itu dilakukan setelah pasar berusia lebih dari 20 tahun dan bangunan fisik banyak yang tidak layak.
Sejumlah pasar tradisional yang mendatangkan laba yakni Pasar Curug, Balaraja, Kelapa Dua dan Pasar Legok.
Sebagai operator pasar, pihaknya menilai bahwa keberadaan pusat perbelanjaan dan swalayan mini yang berada di sekitarnya sangat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di pasar tradisional.
"Ada beberapa keunggulan pasar tradisional yang tidak dimiliki pusat perbelanjaan yakni pedagang dan pembeli masih melakukan tawar menawar," katanya.
Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi warga, maka harus ke pasar tradisional meski membeli keperluan sandang ke pusat perbelanjaan.
Menurut dia, revitalisasi pasar tradisional diupayakan menyerupai pusat perbelanjaan, yakni memiliki parkir yang luas, bersih, tidak kumuh dan ditunjang fasilitas lainnya.
"Pasar tradisional sebagai denyut perekonomian masyarakat kelas menengah dan bawah, maka penjual harus dapat menyediakan barang yang berkwalitas dengan harga terjangkau," katanya menambahkan.
Bahkan pasar tradisional sebagai sarana utama bagi penduduk dalam membenuhi kebutuhan sembako dan aneka sayuran yang langsung dari produsen.
Pada hakekatnya, pasar tradisional sebagai sarana penjual hasil UKM dan penduduk setempat sehingga denyut perekonomian lokal menjadi bergairah.