Serang (Antaranews Banten) - Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menggelar rapat kordinasi (Rakor) strategi pemulihan pariwisata pasca-bencana tsunami Selat Sunda di Hotel Marbella Anyer, Kabupaten Serang, di Serang, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, menpar Arief Yahya memberikan pengarahan mengenai upaya pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata bersama Pemprov Banten dan Provinsi Lampung serta kabupaten/kota yang terdampak tsunami Selat Sunda, untuk pemulihan sektor pariwisata, khususnya wisata pantai yang terdampak tsunami tersebut. Selain itu, menpar juga melakukan dialog dengan para pelaku wisata dari seperti Asita, PHRI, HPI, Balawistda serta pihak manajemen hotal yang merasakan dampak bencana tersebut terhadap pariwisata pantai.
''Kita sepakat melakukan program-program Selat Sunda Bangkit," kata Menpar Arief Yahya.
Pihaknya berasama pemerintah daerah berupaya melakukan pemulihan sektor pariwisata dampak dari Tsunami tersebut untuk Banten dan Lampung maksimal selama enam bulan.
''Kita akan lakukan nasional dan internasiona event di Banten dan Lampung," kata Arief.
Dalam kesempatan tersebut, menpar juga menyampaikan gambaran mengenai potensi kerugian ekonomi dari sektor Pariwisata yang terdampak tsunami hingga akhir tahun 2018 mencapai 42,72 miliar yakni dari kosongnya kamar hotel sebanyak 10.681 kamar hotel dan 21.362 wisatawan membatalkan kunjungannya.
''Strategi pemulihan Selat Sunda bangkit difokuskan dalam tiga filar pariwisata yakni SDM dan kelembagaan, pemasaran dan destinasi. Dan saya ingin selesai rakor ini, semua strategi ini langsung dieksekusi," kata Arief Yahya.
Dari Banten tampak hadir Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dan Wakil Bupati Pandeglang Tanto W Arban. Sementara Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah diwakili oleh Sekda Tb Entus Mahmud. Adapun dari Lampung, tampak hadir langsung Gubernur Lampung Rido Ficardo bersama sejumlah pejabat Provinsi Lampung.
''Rapat kordinasi hari ini untuk membuktikan bahwa Anyer aman untuk berwisata. Dan sebetulnya memang Kawasan Anyer sendiri tidak terdampak tsunami waktu itu, yang kena itu adalah Kecamatan Cinangka," kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy.
Namun, lanjut Andika, karena nama besar Anyer, maka informasi yang berkembang menyebutkan Anyer sebagai Kawasan yang terdampak tsunami. Mengingat nama besar Anyer itu pula, lanjut Andika, kini semua pihak berkepentingan untuk mengembalikan kebesaran nama Anyer di ranah pariwisata pantai.
Andika mengakui, pariwisata Anyer kini terdampak oleh kesan sebagai daerah yang belum aman untuk berwisata pasca-tsunami Selat Sunda menghantam. Hunian kamar atau okupansi hotel di Anyer menurun drastis yang berimbas terhadap perekonomian warga di kawasan tersebut.
Lebih jauh Andika mengatakan, Pemprov Banten akan melakukan recovery kawasan terdampak bencana tsunami tersebut dengan dibantu oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat. Meski begitu, recovery kawasan berupa penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana akan diprioritaskan kepada wilayah-wilayah yang memang terkena dampak langsung dari bencana tsunami.
''Jadi kalau untuk Anyer ini yang memang tidak terjadi kerusakan fisik, penataan tata ruang dimaksud belum akan dilakukan. Karena prioritas kita sekarang membangkitkan pariwisatanya dulu,” kata dia.
Gubernur Lampung Rido Fiecardo dalam sambutannya juga lebih banyak mempromosikan potensi pariwisata di daerahnya. Dia memaparkan potensi pariwisata di daerahnya sangat besar mengingat posisi Pulau Sumatera di mana Provinsi Lampung berada sangat strategis yaitu terletak di antara dua kekuatan ekonomi besar, yaitu Pulau Jawa dimana terdapat ibukota Negara Indonesia dan Singapura sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Asia tenggara.
''Itu pasar pariwisata yang sangat besar. Dan kami di Lampung siap, dari mulai wisata bahari, kita mengenal Teluk Kiluan, Pulau Pahawang, sampai dengan wisata MICE (Meeting, Invention, Convention & Exhibition),” katanya.
Menpar Rakor Pemilihan Pariwisata Selat Sunda Di Anyer
Jumat, 11 Januari 2019 17:14 WIB
Strategi pemulihan Selat Sunda bangkit difokuskan dalam tiga filar pariwisata yakni SDM dan kelembagaan, pemasaran dan destinasi