Nelayan Pandeglang Pasca Tsunami Menganggur
Minggu, 30 Desember 2018 14:02 WIB
Nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, pasca bencana tsunami menganggur dan belum berani melaut karena ketakutan diterjang gelombang besar.
Pandeglang, (Antaranews Banten) - Nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, pasca bencana tsunami menganggur dan belum berani melaut karena ketakutan diterjang gelombang besar.
"Kami bingung jika melaut khawatir mengalami kecelakaan laut," kata Sarmadi, nelayan Desa Teluk Kecamatan Labuan, Pandeglang, Minggu.
Nelayan di sini pasca tsunami belum melakukan aktivitas melaut,terlebih gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan.
Mereka nelayan kini melakukan perbaikan kapal dan perahu yang mengalami kerusakan akibat diterjang tsunami itu.
Sebagian besar kondisi kapal dan perahu yang ditambatkan di pesisir pantai rusak juga saling tumpang tindih.
"Kami lebih baik memperbaiki kapal dan belum melaut,apalagi cuaca buruk masih melanda Pantai Labuan," katanya.
Begitu juga Madasin, seorang nelayan di Pantai Carita, Pandeglang, mengatakan kebanyakan nelayan di sini nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel.
Apabila, ketinggian gelombang di atas dua meter dan angin kencang tidak berani melaut. Saat ini, cuaca laut di pesisir Selat Sunda bagian selatan yang membahayakan bagi keselamatan jiwa mereka.
Selain juga angin kencang disertai hujan dan ombak besar bisa menyebabkan bencana bagi nelayan, apalagi mereka masih bekerja secara tradisional.
"Meski sudah kembali dari pengungsian, namun lebih baik tidak melaut pasca tsunami itu," katanya.
Berdasarkan pantauan, di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di pesisir Pandeglang mulai Pantai Carita, Labuan, Panimbang hingga Sumur tidak terlihat transaksi jual beli ikan.
Mereka nelayan merasa ketakutan dan tidak melaut akibat tsunami yang menerjang pesisir itu.
"Kami sudah lima hari terakhir tidak melaut," kata Mardi, seorang TPI Panimbang.