Jakarta (ANTARA) - Jannik Sinner menaklukkan Alexander Zverev untuk mempertahankan gelar juara Australian Open, setelah meraih kemenangan 6-3, 7-6 (7/4), 6-3 pada final di Rod Laver Arena, Melbourne, Minggu.
Keberhasilan Sinner ini membuatnya menjadi orang Italia pertama yang berhasil memenangi tiga Grand Slam, melampaui torehan Nicola Pietrangeli.
“Di dalam benak Anda, hanya ada satu pertandingan tersisa. Anda ingin sedikit mengosongkan tangki, itulah yang saya berusaha lakukan,” kata Sinner seperti dikutip dari AFP.
“Ini jelas merupakan perasaan yang berbeda. Saya tahu berapa banyak pekerjaan yang saya lakukan untuk yang satu ini, dan untuk memenanginya dua kali adalah hal yang luar biasa,” lanjutnya.
Baca juga: Novak Djokovic tetap menjadi bantu sandungan bagi Carlos Alcaraz
Sinner membuka pertandingan final dengan ace kerasnya untuk membuatnya ia memenangi dua service gamenya, sedangkan Zverev kesulitan untuk menandingi petenis Italia itu.
Zverev kemudian mulai menemukan irama permainannya. Ia berhasil merebut empat poin dari satu serve Sinner, yang membuat game itu dihiasi deuce sebanyak dua kali.
Namun Sinner tampil semakin beringas pada gim kedelapan. Zverev mampu menggagalkan tiga break point, tetapi ia tidak dapat menghentikan break point keempat saat pukulan Sinner melesat keras untuk membuat Sinner memimpin 5-3.
Baca juga: Aryna Sabalenka buka 2025 dengan juarai Brisbane International
Sinner kemudian memenangi set pertama dalam waktu 46 menit dan terus menekan pada set kedua. Ia mampu mengubah pukulan-pukulan menyelamatkan bola untuk menjadi pukulan pengubah momentum, dan ia melaju 40-15 saat Zverev melakukan serve pada kedudukan 1-1.
Setelah itu, Zverev mampu menempel ketat Sinner. Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan tiebrek, pukulan Sinner sempat mengenai net sebelum masuk ke wilayah Zverev untuk membuatnya memimpin 5-4 dan ia kemudian tanpa kesulitan memenangi set kedua.
Set ketiga kembali menjadi milik Sinner. Ia mematahkan serve lawannya untuk unggul 4-2 saat pukulan forehand Zverev melambung, dan kemudian tidak terhentikan untuk mengamankan gelar juara.
Baca juga: Ini alasan Novak Djokovic pilih Andy Murray jadi pelatihnya