Lebak (ANTARA) - Permintaan emping melinjo di Kabupaten Lebak, Banten mulai meningkat sehubungan dengan banyaknya pesta pernikahan dan sunatan di wilayah setempat.
"Sejak dua bulan terakhir (November-Desember 2024) kami bisa menjual 4.000 kilogram dari sebelumnya 1.500 kilogram per bulan," kata Eros (55), pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) emping melinjo Eka Putri, di Warunggunung Kabupaten Lebak, Rabu.
Menurut dia, banyak konsumen yang langsung melakukan pembelian ke perajin dibandingkan di kios. Hal tersebut didasarkan pada harga jual yang lebih murah.
"Di perajin harganya Rp70 ribu per kilogram, sedangkan di kios Rp85 ribu per kilogram," katanya menambahkan.
Dengan meningkatnya jumlah pembeli, lanjut dia, pihaknya mengaku sempat kewalahan. Namun, semuanya masih bisa diatasi.
"Selain pembelian langsung, kami juga melayani pembelian secara online," kata Eros menegaskan.
Baca juga: Perajin emping kaceprek di Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Emping melinjo merupakan salah satu usaha turun temurun dan banyak menyerap tenaga kerja dan yang cukup terkenal adalah emping melinjo Warunggunung.
Adapun penjualannya sendiri tidak hanya di wilayah Banten, namun sudah sampai ke Jakarta maupun Jawa Barat.
"Memang benar, permintaan emping melinjo terus meningkat akhir-akhir ini," kata Jubaedah, pemilik kios aneka oleh-oleh di Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan, saat ini sentra produksi kerupuk emping tersebar di Kecamatan Warunggunung dan Cikulur.
Guna meningkatkan penjualan, lanjut dia, pihaknya juga membantu dalam promosi melalui pameran-pameran pembangunan maupun pameran ke luar daerah.
"Selama ini emping melinjo menjadi andalan produk daerah yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," kata Imam.
Baca juga: Pemkab Lebak bantu UMKM dalam program inkubator bisnis