Pendidikan di Madrasah Diniyah Tarbiyatul Athfa Desa Sukamekarsari di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak Provinsi Banten adalah untuk mencetak generasi "Akhlakul Karimah" atau akhlak mulia dan bersikap religius.
"Kita berharap siswa di sini nantinya dapat menyumbangkan kemaslahatan untuk bangsa dan negara," kata Kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul Athfal di Kabupaten Lebak H Ustadz Adang di Lebak, Kamis.
Dia menjelaskan, bangunan gedung pendidikan Madrasah Diniyah yang berdiri pada 010 kini kondisinya perlu dilakukan perbaikan, karena gedungnya sudah rapuh terutama bagian atap dan tiang penyangganya.
Akibatnya, para tenaga pendidik dan siswa merasa tidak tenang saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM), karena khawatir gedungnya yang sudah tua itu roboh, terlebih di saat curah hujan tinggi.
Selain itu juga minim sarana prasarana meja, kursi dan lemari tempat menyimpan buku pelajaran.
Sedangkan jumlah siswa yang ada saat ini sebanyak 70 anak, dan semuanya bersekolah di jenjang SD di wilayah setempat, dan siangnya setelah pulang sekolah mereka mengikuti KBM di madrasah.
"Kami berharap bangunan madrasahnya itu dapat bantuan agar proses KBM berjalan normal," kata Ustadz Adang.
Baca juga: Pemkab Lebak terus siapkan generasi emas yang miliki SDM unggul
Baca juga: Pemkab Lebak terus siapkan generasi emas yang miliki SDM unggul
Menurut dia, pihaknya mendirikan madrasah itu bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dasar agama Islam agar kelak mereka bisa menjadi generasi yang memiliki sumber daya manusia dan akhlak yang mulia serta berguna bagi bangsa juga negara.
Pendidikan di madrasah tersebut hanya sampai kelas IV dan memiliki ijazah sebagai syarat masuk ke SMP/MTs.
Kurikulum pendidikan Madrasah Diniyah itu, materi pembelajaranya yakni tauhid, ibadah fiqih, akhlak, bahasa Arab, membaca Al Quran, dan sejarah peradaban Islam.
Proses pembelajaran mulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB, dengan tenaga pendidik sebanyak delapan orang.
"Semua tenaga pendidik itu memperoleh gaji antara Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per bulan, dan tergantung pendapatan sumbangan dari orang tua murid, namun ada tunjangan insentif dari Pemda Rp600 ribu per tahun," kata Ustadz Adang.
Idam Saputra, siswa Madrasah Diniyah Tarbiyatul Athfal di Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa senang mengikuti KBM di madrasah itu, meski kondisi sarana prasarana pendidikannya minim.
Sebab, dirinya sangat menyukai pendidikan Bahasa Arab dan membaca Al Quran.
"Kami berharap sekolah madrasah itu dibangun dengan kondisi baik, sehingga proses KBM merasa tenang juga terkonsentrasi belajar," katanya.
Baca juga: Hujan deras, pemukiman di Lebak dilanda banjir
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekertariat Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Iyan Fitrayana mengatakan, pemerintah daerah setiap tahun memberikan bantuan untuk pendidikan Madrasah Diniyah dari dana hibah, namun mereka untuk mendapatkan bantuan sarana prasarana harus mengajukan permohonan bantuan melalui aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
Baca juga: Hujan deras, pemukiman di Lebak dilanda banjir
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekertariat Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Iyan Fitrayana mengatakan, pemerintah daerah setiap tahun memberikan bantuan untuk pendidikan Madrasah Diniyah dari dana hibah, namun mereka untuk mendapatkan bantuan sarana prasarana harus mengajukan permohonan bantuan melalui aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
Karena itu, pihaknya minta pengelola pendidikan Madrasah Diniyah bisa mengakses pengajuan permohonan bantuan melalui aplikasi SIPD itu, dan nantinya pemerintah daerah yang mengevaluasi untuk mendapatkan bantuan.
"Kami mengapresiasi pendidikan madrasah itu tetap berjalan dan semangat untuk membangun pendidikan agama, meski kekurangan fasilitas," katanya.
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga waspadai penyakit muncul di musim hujan
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga waspadai penyakit muncul di musim hujan