Depok (Antara News Banten) - Forum Kajian Ekonomi Kota DepokGuru Bajang Dr. H. Zainul Madji, MA dalam pencalonan bursa calon Presiden 2019 mendatang setelah dinilai berhasil sebagai Gubernur Nusa Tengara Barat.
"Kami menilai kebijakan Zainul Madji sangat ekonomi kerakyatan dalam membangun Provinsi Nusa Tenggara Barat," kata Koordinator Forum Kajian Ekonomi Kota Depok (FKEK), Hasan Ashari di Kota Depok, Jawa Barat, Senin.
Hasan beranggapan pembangunan ekonomi rakyat dengan menghidupkan pasar tradisional sudah cukup baik.
"Tetapi itu belum cukup karena baru sebatas pada pembangunan fisik dan belum benar-benar pasar tradisional dibangun sebagai pusat perputaran ekonomi rakyat. Karena itu ke depan Indonesia benar-benar memerlukan pemimpin yang pro ekonomi rakyat, dan kami melihat Tuan Guru Bajang Dr. H. Zainul Majdi merupakan sosok yang pro ekonomi rakyat," ujar Hasan saat mendaklarasikan dukungan terhadap TGB di kawasan Pasar Pucung, Depok, Jawa Barat, Senin (16/4).
Pemikiran ekonomi kerakyatan TGB, menurut Hasan kelihatan bagus dari pidato-pidatonya maupun kebijakannya selama dua periode membangun Provinsi NTB.
"TGB misalnya pernah mengkritisi berkurangnya transaksi ekonomi sosial masyarakat karena tumbuh pesatnya ritel-ritel modern," kata Hasan.
Saat menjadi pembicara dalam diskusi nasional pencapaian tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Auditorium Dome, Universitas Mataram, NTB, awal Maret lalu, kata Hasan, TGB juga menegaskan pesatnya pertumbuhan ritel modern dan berkurangnya peran pasar tradisional sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat sangat berbahaya, karena bisa meningkatkan tindak kriminalitas.
Hasan mengatakan, kepedulian atas pentingnya peran pasar tradisional sebagai penggerak ekonomi rakyat itu tak hanya sebatas diucapkan saja namun juga dituangkan ke dalam aturan penempatan ritel modern agar tidak mengganggu para pedagang kecil dan juga pedagang di pasar rakyat.
Dalam konteks ini, kata Hasan Ashari, TGB bukan menolak perkembangn ritel modern yang juga perlu diakui ikut membuka lapangan pekerjaan, namun TGB ingin menjaga agar pertumbuhan ritel modern tidak mematikan usaha rakyat, tetapi sebaliknya bisa memicu pertumbuhan ekonomi.
"Ini merupakan sebuah formulasi yang baik jika bisa diterapkan pada level nasional," kata Hasan.
Selama memimpin NTB, kata Hasan, TGB juga menunjukkan perhatian pada perkembangan pasar tradisional.
"Buktinya di tahun 2017, TGB menganggarkan dana sebesar Rp59 miliar untuk revitalisasi 27 pasar tradisional di NTB. Tak hanya di kota Mataram, tetapi juga di wilayah lain seperti di Lombok, Dompu, sampai Bima," ujar Hasan.
Kemudian tahun ini, di akhir masa kepemimpinannya di NTB, TGB juga merencanakan revitalisasi 40 pasar tradisional dimaa masing-masing kabupaten/kota mendapatkan empat jatah revitalisasi pasar dengan anggaran untuk revitalisasi satu pasar dianggarkan mencapai Rp1,2 miliar.
"Ini merupakan suatu bentuk kepedulian yang luar biasa terhadap ekonomi kerakyatan," kata Hasan.
Terlebih, tak hanya fisiknya, revitalisasi itu juga dilakukan pada manajemen pengelolaan pasar dan revitalisasi sosial ekonomi.
"Kami yakin jika kebijakan-kebijakan seperti ini diterapkan di level nasional, ekonomi rakyat akan bangkit dan akan memberikan sumbangan signifikan terhadap perekonomian nasional," tegas Hasan.
TGB, menurut Hasan, juga banyak mendorong anak-anak muda untuk terjun menjadi pengusaha.
"TGB mendorong anak muda meniru Rasulullah sebagai seorang saudagar, anak muda didorong agar jangan bermimpi menjadi PNS, ini tantangan yang menarik dari seorang pemimpin muda terhadap kaum muda," kata Hasan.
Baca juga: Forum Peduli Banten Deklarasikan Dukung TGB Capres
Forum Kajian Ekonomi Kota Depok Usulkan TGB
Selasa, 17 April 2018 6:31 WIB
Mengusung kebijakan ekonomi kerakyatan