Lebak (Antara News Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten diminta untuk meningkatkan produksi kopi dengan memaksimalkan perawatan sehingga menjadi andalan ekonomi setempat.
"Kita setiap tahun menyalurkan bantuan benih tanaman kopi kepada kelompok-kelompok tani karena permintaan pasar cenderung meningkat, jadi diharapkan petani bisa meningkatkan produksinya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Sabtu.
Pemerintah daerah sangat berkomitmen untuk mengembangkan perkebunan kopi sehingga ke depan menjadikan pendapatan unggulan masyarakat.
Baca juga: Dishutbun Banten Dorong Petani Kembangkan Perkebunan Kopi
Selama ini, perkebunan kopi milik masyarakat hanya dijadikan usaha sampingan dan tidak memberikan nilai tambah untuk pendapatan ekonomi mereka.
Padahal,kata dia, perkebunan kopi sangat menjanjikan kehidupan petani menjadi lebih baik.
Saat ini, permintaan kopi cenderung meningkat dan petani belum memenuhi permintaan pasar lokal tersebut.
Bahkan, harga biji kopi lokal di Kabupaten Lebak berkisar antara Rp20.000 sampai Rp22.000/Kg.
"Kami mendorong petani agar mengembangkan tanaman kopi dan ke depan menjadikan andalan ekonomi mereka," katanya.
Menurut dia, saat ini areal perkebunan kopi milik masyarakat seluas 1.685 hektare dengan produksi 520 ton per tahun.
Mereka petani mengembangkan perkebunan kopi di lahan-lahan darat dengan ketinggian di atas 500 meter dari pemukaan laut.
Sebab wilayah Kabupaten Lebak relatif cocok untuk dijadikan pengembangan tanaman kopi.
Pihaknya mendorong agar petani terus memperluas tanaman kopi sehingga bisa memenuhi permintaan pasar.
Produksi kopi tentu sangat menjanjikan kesejahteraan pendapatan ekonomi petani.
Selama ini, sentra komoditas kopi di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Cirinten, Bojongmanik, Cijaku, Cigemblong, Panggarangan, Cihara, Cibeber, Banjarsari dan Gunungkencana.
"Penyaluran bantuan benih kopi bisa menghasilkan pendapatan antara empat sampai lima tahun," katanya menjelaskan.
Ujang (50) petani di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak mengaku mereka kini mengembangkan perkebunan kopi karena bisa menjanjikan pendapatan ekonomi.
Selama ini, ujar mereka, komoditas kopi cukup membantu pendapatan keluarga karena harganya cukup lumayan.
"Kami saat ini menanam kopi diintegrasikan dengan tanaman lain seluas dua hektare," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak mengaku selama ini komoditas kopi lokal sangat membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Pendapatan produksi kopi bisa menjual sekitar lima ton per panen dengan menghasilkan pendapatan Rp15 juta per panen.
"Kami menanam kopi lokal seluas dua hektare dan bisa dipanen setahun dua kali," kata Sarip (55) seorang petani Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak.
Petani Lebak Diminta Tingkatkan Produksi Kopi
Sabtu, 10 Maret 2018 20:52 WIB
Selama ini masih menjadi usaha sampingan warga untuk menambah penghasilan