Lebak (Antaranews Banten) - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan produksi komoditas pertanian perlu dialokasikan atau tempat khusus sebagai sentra pemasaran guna meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Kita optimistis lokasi sentra pemasaran itu dapat mendongkrak kesejahteraan petani," kata Dede Supriatna saat meninjau gerai produksi pertanian pada kegiatan "car free day" atau kawasan hari bebas kendaraan di Alun-alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.
Selama ini, produksi komoditas pertanian memiliki nilai jual cukup tinggi sehingga perlu adanya lokasi sentra pemasaran khusus, seperti gerai maupun stand.
Namun, saat ini belum memiliki lokasi sentra pemasaran tersebut.
Apabila, produksi pertanian itu ditempatkan khusus tentu akan meningkatkan pendapatan ekonomi petani juga bisa diburu para pengunjung wisatawan.
Selain itu juga dapat menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Petani mengembangkan budi daya pertanian itu diantaranya beras ciberang, pepaya california, pisang dan umbi-umbian.
Selain itu juga aneka buah-buahan, seperti durian, rambutan, dukuh, manggis,pisang, semangka, jeruk, labuh madu dan lainnya.
"Kami berharap bupati bisa memberikan tempat atau lokasi pemasaran sentra komoditas pertanian untuk membantu pendapatan ekonomi petani," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, produksi pertanian setiap akhir pekan dipasarkan pada kegiatan "hari kawasan bebas kendaraan".
Pemasaran pada kegiatan berolahraga itu untuk mempromosikan produksi pertanian juga meningkatkan pendapatan petani.
Namun, pihaknya berharap pemerintah daerah dapat mengalokasikan tempat khusus sentra pemasaran komoditas pertanian.
Lokasi sentra pemasaran itu sangat strategis sekitar Alun-Alun Rangkasbitung atau diintegrasikan dengan Gedung Museum Multatuli.
Selama ini, produksi pertanian Lebak memiliki lima komoditas antara lain padi, pisang, durian, manggis, dan rambutan.
Produksi komoditas pertanian itu berkembang di 28 kecamatan dan bisa memenuhi permintaan pasar lokal.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal, produk pertanian itu juga dikirim keluar daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Lampung.
Produksi komoditas pertanian unggulan daerah itu surplus, sehingga dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi daerah.
Perguliran uang hasil penjualan produk pertanian itu hingga miliaran rupiah per hari dengan produksi ratusan ton.
Bahkan, setiap hari berbagai angkutan dari 28 kecamatan mengangkut komoditas pisang dan beras hasil produksi petani.
"Kami minta petani terus meningkatkan kualitas dan mutu produksi pertanian itu," ujarnya menjelaskan.
Dudung (55) seorang petani Warunggunung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sangat terbantu adanya lokasi pemasaran pada kegiatan kawasan bebas kendaraan yang dilaksanakan setiap akhir pekan karena bisa meraup keuntungan.
Ia menjual pepaya california dan sayuran hasil budi daya yang dikembangkan di areal persawahan miliknya terjual habis.
Bahkan, pepaya california sebanyak tiga kuintal tidak menyisa dan semua terjual dengan harga Rp6.000/Kg.
Begitu juga sayur-sayuran, seperti bayam, kangkung dan cabai.
"Kami berharap ke depan pemerintah daerah membuat lokasi sentra pemasaran produksi pertanian sehingga dapat mendongkrak usaha pertanian," katanya.
Distanbun Produksi Pertanian Perlu Dilokasikan Sentra Pemasaran
Minggu, 25 Februari 2018 21:45 WIB
Seluruh hasil panen produk pertanian seharusnya dapat ditampung melalui sentra pemasaran