Tangerang Selatan (Antaranews Banten) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan inovasi didibang pangan dan kesehatan yang digelar melalui paparan teknologi ke-2 bertajuk "Inovasi Bioekonomi Melalui Program Agroindustri dan Bioteknologi" bertempat di Puspiptek Serpong Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Gelaran teknologi dibidang agroindustri dan bioteknologi ditujukan dalam rangka sosialisasi dan evaluasi inovasi yang kami lakukan agar memberikan manfaat di sektor pangan dan pengobatan," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri, Dr. lr. Soni Solistia Wirawan, M.Eng di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Kamis.
Soni mengatakan dalam gelaran The 2nd Innovation of Bioeconomics on Agroindustrial and Biotechnology Programme" turut menghadirkan Kementerian Pertanian, kalangan perguruan tinggi, serta industri dalam hal ini diwakili Bio Farma agar nantinya mereka dapat memanfaatkan teknologi yang ditampilkan.
Soni mencontohkan garam farmasi sebagai bahan infus saat ini masih diimpor penuh, saat ini inovasinya sudah ada di BPPT diharapkan dengan menggandeng Bio Farma dan Kimia Farma maka teknologi ini dapat dikomersialisasikan.
"Kami juga punya teknologi implan saat ni sudah dipakai oleh beberapa rumah sakit, serta tengah dijajaki dengan BPJS Kesehatan," ujar dia.
Menurut Soni BPPT punya banyak inovasi yang siap untuk diterapkan diberbagai bidang untuk meningkatkan daya saing serta memperkokoh sendi ekonomi nasional.
Dia mencontohkan teknologi radar yang dimiliki BPPT sudah lolos uji coba dan sudah mendapat sertifikasi dari Kementerian Perhubungan, teknologi ini bisa dipakai untuk bandara udara di Indonesia mengingat dari 300 bandara, baru 30 saja yang menggunakan teknologi radar.
Sedangkan di sektor agroindustri, Soni mengatakan, BPPT telah mengembangkan teknologi perbenihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Kami juga punya teknologi pakan ternak dengan memanfaatkan limbah dari perkebunan sawit," jelas Soni.
Soni menjelaskan pangan dan kesehatan menjadi tema ekspor mengingat kedua sektor merupakan bagian dari sektor fundamental yang perlu mendapat perhatian serius untuk menjamin pemenuhan kebutuhan primer masyarakat indonesia.
Soni mengatakan terdapat enam unit teknis di lingkungan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) yang menyampaikan hasil inovasi meliputi bidang teknologi produksi pertanian, agroindustri, bioindustri, bioteknologi dan teknologi pengolahan dan pengembangan produk berbasis pati.
Materi yang paparkan para Kepala Program merupakan hasil dari 16 kegiatan unggulan, yaitu 2 kegiatan Lo (kegiatan yang sudah bermitra, dan memberikan hasil), 7 kegiatan L1 (5 kegiatan yang sudah bermitra/memberikan outcome, dan 2 kegiatan dalam bentuk pengembangan Kawasan Technopark) dan 7 kegiatan L2 (kegiatan yang baru menghasilkan output, seperti prototipe, rekomendasi, dan lainnya).
Hasil kajian dan inovasi teknologi yang ditampikan meliputi inovasi teknologi produksi bahan baku obat herbal anti diabetes, inovasi teknologi produksi pangan berbasis ubi kayu dan jagung, inovasi teknologi industri pengolahan pangan, dan zinc stearate, penerapan teknologi Bio Peat untuk pertanian lahan gambut tanpa bakar, pengembangan pakan ternak komplet berbahan baku limbah sawit untuk mendukung ketahanan pangan protein nasional, inovasi teknologi produksi bahan baku obat dengan sintesa dan puriflkasi, bahan baku obat biofarmasetika, bahan baku obat anti malaria dan anti amuba, bahan baku obat sefalosporin dan turunannya, inovasi teknologi produksi udang galah dengan teknologi neofemale, benih tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan, produksi dan uji aplikasi xilanase pada proses deinking di industri kertas, teknologi pasca panen hortikultura (mangga), Technopark Bantaeng, Grobogan, dan Lampung Tengah serta pembangunan kawasan Agrowisata.
Selain itu, dalam Gelar Teknologi ini juga ditampilkan 40 buah poster hasil-hasil pengembangan dan kajian teknologi bidang produksi pertanian, agroindustri, bioindustri, farmasi dan medika, teknologi pati dan bioteknologi.
Acara ini dihadiri 250 perekaya/peneliti BPPT dan peneliti perwakilan institusi lain sebanyak 50 orang, disamping dihadiri Dr. Bayu Krisnamurthi dari lPB, perwakilan PT. Indofarma.