Jakarta (Antaranews) - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berhasil meraih pendapatan Rp1,2 triliun dan laba bersih komprehensif Rp437 miliar, serta EBITDA Rp453 miliar pada kuartal III 2017 sesuai hasil audit keuangan.
"Rumah hunian dan divisi apartemen masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan," kata Presiden Direktur LPCK, Ivan Budiono dalam siaran pers yang diterima Antara, Kamis.
Untuk periode sembilan bulan 2017, pendapatan dari Rumah Hunian dan Divisi Apartemen sebesar Rp939 miliar atau menyumbang 76,6 persen dari total pendapatan, sementara pendapatan dari Divisi Industri dan Komersial tercatat sebesar Rp77,5 miliar menyumbang 6,3 persen terhadap total pendapatan.
Sedangkan besarnya recurring income LPCK menjadi Rp209 miliar di kuartal ketiga 2017 atau naik 7 persen dari Rp195 miliar di periode yang sama tahun 2016, memberikan kontribusi sebesar 17,1 persen terhadap total pendapatan.
Menurut Ivan, dengan total aset tumbuh 90,8 persen menjadi Rp10,8 triliun dari Rp5,6 triliun pada akhir tahun 2016. Dianggap kurang memenuhi harapan sebagai akibat melemahnya pasar properti Indonesia pada periode tersebut.
"Namun demikian dengan proyek Meikarta sebagai kota modern terlengkap, terindah dan paling lengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan," kata Ivan.
Baru-baru ini, pada Januari 2018 ini, Meikarta meluncurkan tower baru yaitu Tower "U".
Pada 25 Januari 2018, Lippo Cikarang dianugerahi sebagai salah satu pemenang "100 Fastest Growing Companies Awards" untuk kedua kalinya dari InfoBank untuk kategori perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan dengan predikat "sangat bagus".
LPCK merupakan anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). LPKR adalah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset dan pendapatan, yang tercatatdi Bursa Efek Indonesia, dan didukung oleh land bank yang besar serta recurring income yang solid. Bisnis LPKR terdiri dari Residential / Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management.
Sedangkan, LPCK juga dikenal sebagai pengembang kawasan perkotaan dengan luas area sekitar 3.250 hektar dimana industri sebagai basis ekonomi. LPCK telah berhasil membangun lebih dari 16.661 hunian, dengan populasi 51.250 orang dan 500.500 orang yang bekerja setiap hari disekitar 1200 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.
LPCK merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,5Triliun atau setara 183 juta dolar AS pada 26 Januari 2018.