Lebak (Antara News) - Keberadaan Pasar Subuh Rangkasbitung di Kabupaten Lebak, Banten mampu meningkatkan pendapatan petani setempat yang bisa sendiri langsung menjual hasil tanaman kepada konsumen.
"Kami bisa langsung menjual terung Rp6.000/Kg, kalau dengan tengkulak hanya dibeli Rp2.000/Kg," kata Surdiman (45) seorang petani warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, Sabtu.
Selama ini dia mengaku sangat terbantu dengan pasar subuh karena bisa langsung menjual komoditas pertanian tanpa tengkulak maupun penampung.
Kehadiran pasar subuh tentu menguntungkan pendapatan petani sehingga pemerintah daerah terus dikembangkan pasar subuh tersebut.
Mereka petani bisa menjual produksi pertanian sayuran, seperti ketimun, kacang panjang,terung,cabai dan kangkung.
Produksi tanaman sayuran itu dengan harga relatif baik karena petani menjual langsung pada konsumen atau pembeli.
Biasanya, petani menjual produk pertaniannya itu ke penampung maupun tengkulak. "Kami jika menjual ke pasar subuh bisa membawa uang Rp1,2 juta dari penjualan terung dua kuintal,namun jika dijual tengkulak hanya Rp400 ribu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, keberadaan pasar subuh tersebut itu tentu cukup membantu usaha pertanian karena bisa menopang ekonomi keluarga.
Saat ini, dirinya dan petani lainya mengembangkan tanaman sayuran dan dijual ke pasar subuh Rangkasbitung.
Kelebihan pasar subuh petani langsung menjual hasil produk pertanian kepada konsumen.
"Kami menilai pasar subuh itu dapat dirasakan langsung oleh petani dengan harga menguntungkan dibandingkan dijual ke tengkulak," katanya.
Begitu juga Dudung (60), petani warga Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak mengaku dirinya menjual ketimun bandana di Pasar Subuh Rangkasbitung dengan harga Rp5.000/Kg.
Apabila, petani menjual ketimun itu ke tengkulak hanya Rp2.500/Kg.
Karena itu, dirinya lebih baik menjual ke pasar subuh karena cukup menguntungkan.
Saat ini, permintaan ketimun bandana cukup tinggi karena tidak banyak mengeluarkan air juga tahan lama serta ukurannya kecil.
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan ketimun bandana," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna, mengatakan, saat ini sayuran tanaman tanah dataran rendah diantaranya kacang panjang, ketimun, paria, terung melimpah.
Namun, petani kini memanfaatkan pasar subuh untuk menjual langsung ke konsumen tanpa melibatkan tengkulak.
Petani jika menjual ke tengkulak tentu dirasakan keuntungan cukup sedikit.
Namun, jika dijual langsung ke konsumen maka keuntungan cukup lumayan.
Ia meminta petani lokal agar bisa merebut peluang pasar khususnya jenis sayur-sayuran sehingga tidak mendatangkan dari luar daerah.
Pemerintah daerah terus mengembangkan budi daya agrobisnis pertanian hortikultura karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Kami mendorong petani agar mengembangkan tanaman sayuran dan palawija guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.