Tangerang, (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami kendala dalam pengelolaan obyek wisata Danau Buatan Cigaru, di Cisoka karena lahannya masih dikuasai pengusaha dan warga setempat.
"Padahal sudah dibuatkan perencanaan yang matang dan aparat instansi terkait sudah meninjau ke lokasi," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Rabu.
Untuk sementara, pihaknya melakukan perbaikan jalan ke lokasi dengan konstruksi semen cor bertulang.
Namun, kondisi saat ini jalan masuk relatif sempit dan menyebabkan pengemudi kendaraan roda empat harus mengalah bila berpapasan.
Sesuai rencana, Danau Buatan Cigaru salah satu objek wisata halal bersama tempat lainnya, seperti Tanjung Kait, Pulau Cangkir, dan Tanjung Pasir.
Danau Cigaru semula bekas galian pasir, tetapi belakangan dua danau besar itu airnya berubah menjadi biru dan hijau, sedangkan pada lokasi serupa air danau itu hanya berwarna putih dan tidak bening.
Oleh karena air Danau Cigaru berwarna biru dan hijau, kawasan itu mendadak ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.
Pedagang mainan, tukang parkir, serta pelaku usaha kuliner lainnya meraup untung ketika banyak orang mendatangi kawasan tersebut.
Sejak sebulan terakhir, pengunjung mulai sepi meski pada hari libur, tidak seperti biasa.
Banyak alasan objek wisata itu sepi pengunjug, di antaranya tidak ada angkutan umum ke lokasi serta tanpa memiliki sarana lain sebagai pendukung hiburan. Mereka hanya semata-mata melihat air danau yang biru.
Alasan lain, bila pengunjung mengunakan mobil pribadi, terutama dari luar daerah, maka akan terkena pungutan oleh warga setempat sebanyak tiga kali, masing-masing Rp10.000 per kendaraan.
Pihaknya berupaya menjadikan Danau Cigaru sebagai wisata halal karena ditunjang oleh sarana maupun prasarana yang memadai.
Bahkan pengelola objek wisata itu, mayoritas warga setempat yang memeluk Islam sehingga layak tempat itu menjadi wisata halal.