Tangerang, (Antara News) - Agggota DPRD Kabupaten Tangerang, Aida Hubaedah, mengakui ada keluhan dari warga terkait keberadaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk.
"Setiap hari penduduk setempat merasakan aroma tidak sedap datang dari TPA Jatiwaringin," kata Aida Hubaedah di Tangerang, Senin.
Aida mengatakan TPA Jatiwaringin harus dikelola dengan baik sehingga dapat mengurangi aroma busuk yang setiap saat dihirup warga setempat.
Pihaknya telah beberapa kali menyampaikan keluhan warga itu, tapi belum ada tanggapan serius dari aparat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemkab Tangerang sebagai pengelola TPA.
Bahkan sejumlah warga menyampaikan keluhan serupa melalui Facebook (FB) dan media sosial lainnya agar ada tanggapan dalam penangganan TPA supaya lebih baik.
Dia mengatakan ketika angin berembus kencang saat sedang di rumah, maka tercium bau busuk dan warga lainnya merasakan hal serupa.
Anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Mauk, Kronjo, Kemiri, Kresek itu mengatakan pengelola TPA selalu menjawab siap untuk menanggani keluhan warga, tapi hingga kini tetap saja menimbulkan aroma busuk.
Dia memberikan contoh, TPA yang dikelola Pemkot Tangerang di Kelurahan Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari tidak menimbulkan aroma busuk karena berbagai inovasi dalam pengelolaan.
Diantaranya di TPA itu petugas menanam aneka tumbuhan bermanfaat dan menjadikan sampah sebagai pupuk (kompos) setelah melalui proses, bahkan terdapat taman yang banyak dikunjungi warga di lokasi tersebut.
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan jika TPA dikelola dengan baik maka dapat mengurangi aroma tidak sedap, malahan menjadi arena bermain anak-anak.
Padahal sebelumnya, Kepala DLHK Pemkab Tangerang, Syaifullah membayar premi asuransi bagi ribuan tenaga kebersihan setiap bulan yang bekerja di TPA di Desa Jatiwaringin, maupun petugas penyapu jalan.
Pihak DLHK telah menjalin kerja sama dengan BPJS setempat dan pembayaran rutin setiap bulan selama mereka tetap bekerja.