Para petani di pelosok desa di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak sepekan terakhir ini memasuki musim panen padi sehingga ketersediaan pangan melimpah di tengah perubahan iklim kemarau atau El Nino.
"Kami cukup terbantu musim panen bisa menghasilkan 40 karung atau dua ton gabah kering pungut (GKP)," kata Ahmad (55) seorang petani warga Desa Pasir Tanjung Kabupaten Lebak, Jumat.
Panen padi di wilayahnya pada awal Oktober 2023 tentu sangat melegakan masyarakat, karena hasil panennya cukup baik di tengah musim kemarau.
Sebab, lahan areal persawahan seluas 15 hektar itu teraliri pasokan air, sehingga menghasilkan panen.
"Kita panen ini bisa memenuhi ketersediaan pangan keluarga hingga 10 bulan ke depan tidak membeli beras," kata Ahmad.
Baca juga: Kemarau panjang, sejumlah petani di Lebak nganggur
Baca juga: Kemarau panjang, sejumlah petani di Lebak nganggur
Alwi (57) petani Desa Mekarsari Sajira Kabupaten Lebak mengatakan panen di wilayahnya seluas 25 hektar dan mereka tanam menggunakan benih lokal dengan panen selama enam bulan.
Kemungkinan besar panen di wilayahnya di tengah El Nino dipastikan terpenuhi ketersediaan pangan keluarga.
"Kami bersama warga lainnya di sini terpenuhi konsumsi pangan beras dari hasil panen," katanya menjelaskan.
Kepala Bidang Produksi Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan saat ini diberbagai kecamatan memasuki musim panen sehingga terpenuhi ketersediaan pangan.
Areal sawah yang memasuki musim panen itu diperkirakan seluas 11 ribu hektar. Oleh karena itu, pihaknya menjamin persediaan pangan di Kabupaten Lebak terpenuhi dengan tibanya musim panen.
"Kami minta petani agar melakukan gerakan tanam setelah panen itu untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat," katanya menjelaskan.