Sebelumnya harga telur ayam yang sempat mengalami kenaikan pada pertengahan Ramadhan lalu, sudah cukup stabil di kisaran Rp25.000 hingga Rp27.000 per kilogram nya.
Painem, salah seorang pedagang menjelaskan, saat ini dirinya mendatangkan telur ayam dari wilayah Lampung. Menurutnya tingginya harga telur ayam diduga dipengaruhi harga pakan ayam yang cukup tinggi.
"Sampe sekarang Alhamdulillah masih mudah memperoleh telur. Cuma memang harga nya tinggi. Kalau saya dikirim dari Lampung. Katanya penyebabnya itu karena pakan ayam nya ya," jelas Painem.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Kranggot, Kota Cilegon, Dani Rahmat, menjelaskan kenaikan harga telur terjadi karena tingginya permintaan. Hal ini sudah lumrah terjadi menjelang hari raya Idul Adha.
Terlebih di bulan Syawal sekarang ini, sebagian masyarakat menjadikan kebiasaan untuk menggelar pesta perkawinan dan hajatan walimatus safar bagi yang akan bepergian haji. Sehingga mempengaruhi tingginya permintaan telur ayam di pasaran.
"Iya tadi kita sudah keliling, harga telur itu mencapai Rp32 ribu sampai Rp34 ribu per kilogram. Ini biasa terjadi menghadapi Idul Adha karena banyak permintaan. Syawal kan banyak musim kawinan, ada yang selametan haji juga. Tapi yang penting ketersediaan nya aman," kata Dani.
Sementara itu, Dian, seorang pedagang telur ayam di Pasar Kranggot mengatakan, untuk memperoleh pasokan telur di agen-agen masih terbilang mudah. Hanya saja untuk harga terbilang sangat tinggi.
"Sekarang sih dapat barang gampang, cuma mahal. Pembeli karena harga telur mahal jadi sepi, jadinya khawatir barang enggak kejual. Padahal kan kita beli itu kadang pecah ada yang busuk juga. Jadi kita kadang ruginya di situ. Dinaikan lebih tinggi kasihan pembeli. Satu peti itu Rp465 ribu sekarang isi 15 kg." kata Dian.