Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Universitas Latansa Mashiro Rangkasbitung Muhammad Husen menyatakan bulan suci Ramadhan menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bulan suci Ramadhan itu tentu ada hikmahnya untuk mewujudkan solidaritas sosial sesama anak bangsa, cinta kedamaian, saling menghargai juga menjadi perekat persatuan dan kesatuan," kata Husen dalam keterangannya di Lebak, Banten, Kamis.
Baca juga: Permintaan kolang-kaling di Lebak meningkat saat bulan Ramadhan
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam Universitas Latansa Mashiro Rangkasbitung itu mengatakan umat Muslim kini melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan tentu harus menjalani hal-hal yang positif untuk ibadah kepada Allah SWT.
"Bulan suci Ramadhan itu merupakan bulan penuh ampunan, sehingga orang berpuasa itu dilarang menimbulkan gejolak sosial, konflik, permusuhan hingga memecahkan belah, termasuk menggunjing orang lain," ujarnya.
Sebab, kata Husen, perbuatan tersebut bisa membatalkan dalam pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, sehingga dipastikan umat Muslim bisa mengendalikan diri dengan tidak saling membenci, emosi, amarah pada orang lain.
Ia mengatakan bulan Ramadhan memberikan edukasi untuk mencintai sesama manusia tanpa perbedaan suku, budaya, agama dan status sosial , serta juga hidup rukun, damai, bersatu dan bersaudara.
"Saya kira umat Muslim pada Ramadhan ini dapat membangun kepedulian sosial dan berbagi sesama. Dan, itu semua sebagai pencerminan diri menjalin persatuan dan persaudaraan diantara sesama, termasuk hidup damai dan rukun," kata mantan Anggota DPRD Kabupaten Lebak.
Menurut Husen, manfaat puasa di Ramadhan ini dapat memberikan hal yang positif di antaranya hidup sederhana, rendah hati dan juga mendidik untuk saling membantu antarsesama.
"Selain itu juga terwujud kehidupan yang damai dan saling toleran juga jauh dari pertengkaran ataupun permusuhan. Orang puasa Ramadhan tentu harus mengajak pada pesan kebaikan dan berprilaku akhlak mulia juga memiliki nilai-nilai etika dan moral sebagai panutan di masyarakat," ujarnya.
"Bulan suci Ramadhan itu tentu ada hikmahnya untuk mewujudkan solidaritas sosial sesama anak bangsa, cinta kedamaian, saling menghargai juga menjadi perekat persatuan dan kesatuan," kata Husen dalam keterangannya di Lebak, Banten, Kamis.
Baca juga: Permintaan kolang-kaling di Lebak meningkat saat bulan Ramadhan
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam Universitas Latansa Mashiro Rangkasbitung itu mengatakan umat Muslim kini melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan tentu harus menjalani hal-hal yang positif untuk ibadah kepada Allah SWT.
"Bulan suci Ramadhan itu merupakan bulan penuh ampunan, sehingga orang berpuasa itu dilarang menimbulkan gejolak sosial, konflik, permusuhan hingga memecahkan belah, termasuk menggunjing orang lain," ujarnya.
Sebab, kata Husen, perbuatan tersebut bisa membatalkan dalam pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, sehingga dipastikan umat Muslim bisa mengendalikan diri dengan tidak saling membenci, emosi, amarah pada orang lain.
Ia mengatakan bulan Ramadhan memberikan edukasi untuk mencintai sesama manusia tanpa perbedaan suku, budaya, agama dan status sosial , serta juga hidup rukun, damai, bersatu dan bersaudara.
"Saya kira umat Muslim pada Ramadhan ini dapat membangun kepedulian sosial dan berbagi sesama. Dan, itu semua sebagai pencerminan diri menjalin persatuan dan persaudaraan diantara sesama, termasuk hidup damai dan rukun," kata mantan Anggota DPRD Kabupaten Lebak.
Menurut Husen, manfaat puasa di Ramadhan ini dapat memberikan hal yang positif di antaranya hidup sederhana, rendah hati dan juga mendidik untuk saling membantu antarsesama.
"Selain itu juga terwujud kehidupan yang damai dan saling toleran juga jauh dari pertengkaran ataupun permusuhan. Orang puasa Ramadhan tentu harus mengajak pada pesan kebaikan dan berprilaku akhlak mulia juga memiliki nilai-nilai etika dan moral sebagai panutan di masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa orang yang puasa pada bulan Ramadhan akan menjadikan orang yang bertaqwa, sehingga jauhilah perbuatan yang memecahkan belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Selain itu juga dilarang melakukan permusuhan, pertengkaran dan peperangan, karena bisa merugikan kehidupan orang lain. Pada Ramadhan itu, kata dia, umat Muslim harus membangun persaudaraan dan saling menghormati serta menghargai antar sesama," ujarnya.
Bahkan, kata dia, umat non Muslim pada Ramadhan juga saling menghargai dengan tidak makan dan minum di tempat-tempat umum.
"Kami mengapresiasi umat non Muslim jika bulan puasa Ramadhan saling menghargai dengan tidak makan dan minum di tempat-tempat umum itu,"katanya menjelaskan.
"Selain itu juga dilarang melakukan permusuhan, pertengkaran dan peperangan, karena bisa merugikan kehidupan orang lain. Pada Ramadhan itu, kata dia, umat Muslim harus membangun persaudaraan dan saling menghormati serta menghargai antar sesama," ujarnya.
Bahkan, kata dia, umat non Muslim pada Ramadhan juga saling menghargai dengan tidak makan dan minum di tempat-tempat umum.
"Kami mengapresiasi umat non Muslim jika bulan puasa Ramadhan saling menghargai dengan tidak makan dan minum di tempat-tempat umum itu,"katanya menjelaskan.