Jakarta (Antara News) - Tiga mahasiswa Indonesia asal Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta terpilih menjadi peninjau atau observer dalam sidang The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) di Bangkok.
"Selain ke UNESCAP, para mahasiswa juga berkunjung ke International Diplomacy and Internasional Studies (IDIS), Rangsit University," kata Dekan FISIP Universitas Budi Luhur, Jakarta, Denik Iswardani Witarti, di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan kunjungan ke Bangkok bertujuan memberi pengalaman kepada mahasiswa Hubungan Internasional untuk terlibat langsung dalam sidang di PBB.
"Untuk diskusi antara FISIP UBL dengan IDIS akan memajukan second track diplomacy antara Indonesia dengan Thailand, karena mahasiswa yang hadir dalam diskusi itu memang berasal dari tiga negara yaitu Indonesia, Thailand dan Myanmar," katanya.
Mereka saling bertukar pengalaman dan sepakat untuk memajukan kegiatan akademik demi membantu pemerintah mengatasi permasalahan.
"Ini pun sekaligus menyambut ASEAN Community (MEA) yang akan segera diberlakukan pada bulan Desember tahun ini," katanya.
Terpilihnya mahasiswa Indonesia khususnya UBL dalam peninjauan kegiatan ini merupakan yang pertama dalam sidang UNESCAP.
Executive Secretary UNESCAP, Dr Shamsad Akhtar, mengatakan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini bisa menambah wawasan. "Para mahasiswa bisa belajar langsung mengenai prosedur dan mekanisme sidang," kata Dr Shamsad yang disampaikan Denik.
Sidang The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dilaksanakan setiap dua tahun dengan peserta yakni perwakilan pemerintah dan pihaknya lainnya yang terkait pembuat kebijakan perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.
Dalam pertemuan UNESCAP itu, perwakilan negara yang hadir secara bersama mencari jalan keluar dan berkolaborasi untuk mengatasi kondisi perdagangan dan investasi di Asia Pasifik yang sedang lesu.