Jakarta (Antara News) - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank) sebelumnya dikenal sebagai PT Bank International Indonesia Tbk (BII) berhasil membukukan kenaikan laba bersih Rp592 miliar per September 2015 dari Rp347 miliar (naik 70,7 persen).
"Kinerja selama sembilan bulan terakhir ini didukung membaiknya pendapatan bunga bersih (NII), marjin bunga bersih (NIM), pendapatan imbal jasa (fee based income), pertumbuhan likuiditas terutama pada giro, dan perbankan syariah," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria di Jakarta, Senin.
Pendapatan bunga bersih meningkat 10,5 persen, marjin bunga bersih membaik 4,82 persen, pendapatan operasional lain (fee based income) naik 12,4 persen didukung fee dari advisory activities, asuransi, dan transaksi valuta asing, ujar Taswin menjelaskan.
Secara keseluruhan beban umum dan administrasi bank meningkat hanya 6,6 persen meskipun tingkat inflasi tahunan mencapai sekitar 7 persen. Hal ini karena didukung strategic cost management program sebagai upaya efisiensi dan produktivitas.
Pembiayaan syariah mengalami kenaikan 56 persen sehingga memberikan kontribusi sebesar 7,3 persen dari total portofolio kredit Bank. Laba bersih Perbankan Syariah melonjak pesat dari Rp41 miliar per September 2014 menjadi Rp239 miliar per September 2015.
Bank mencatat pertumbuhan kredit sebesar 6,6 persen menjadi Rp111,5 triliun per September 2015 dari Rp104,6 triliun per September 2014 meskipun iklim usaha penuh tantangan dan ekonomi dalam negeri mengalami perlambatan.
Sementara perbankan bisnis dan ritel terus menjadi motor pertumbuhan, Perbankan global mengalami turnaround untuk memberikan kontribusi pertumbuhan positif pada kuartal ketiga 2015.
Kredit perbankan ritel tumbuh 12,3 persen menjadi menjadi Rp44,7 triliun sementara kredit perbankan bisnis meningkat 12,2 persen menjadi Rp43,6 triliun.
Meskipun kredit perbankan global masih menunjukkan penurunan 10,4 persen (secara tahunan), secara kuartalan tumbuh 8,4 persen pada kuartal ketiga mencapai Rp23,2 triliun per September 2015. Perbankan ritel memberikan kontribusi sebesar 40 persen dari total kredit sementara perbankan bisnis sebesar 39 persen, dan perbankan global sebesar 21 persen.
Perbankan ritel meliputi KPR, pinjaman tanpa agunan, dan kartu kredit.
Taswin mengatakan, meskipun pasar terus diwarnai ketidakpastian, kami mampu mencatat hasil yang baik dalam sembilan bulan pertama 2015.
"Kami akan terus mencermati kondisi pasar yang penuh tantangan di sisa tahun 2015 serta tetap selektif dalam meningkatkan portofolio kami dengan menjalankan disiplin dalam pricing baik untuk pinjaman maupun likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis kami secara bertanggung jawab," ujar dia.
Sedangkan Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Chairman Grup Maybank, Tan Sri Dato’ Megat Zaharuddin bin Megat Mohd Nor mengatakan akan tetap berhati-hati dengan terus mencermati peluang bagi pertumbuhan berkelanjutan.
"Sebagai bagian dari Grup Maybank, kami memiliki keuntungan dengan memanfaatkan sinergi grup di seluruh regional dan menjaring potensi yang muncul dari aktivitas ekonomi di kawasan yang menjadi fokus kami, seperti Tiongkok dan terutama ASEAN, yang kami harapkan tetap kuat dibandingkan kawasan manapun di dunia," ujar dia.