Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten mengingatkan warga setempat untuk mewaspadai terjadinya bencana banjir (rob) seiring adanya fenomena fase bulan baru.
"Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis pada tanggal 18 Januari 2023 masuk fenomena new moon (fase bulan baru), dengan potensi banjir rob yang bisa merendam ribuan rumah warga di wilayah pesisir," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Kamis.
Baca juga: BPBD: Empat kali kebakaran terjadi di Kabupaten Tangerang dalam satu hari
Ia menyebutkan berdasarkan informasi dari BMKG yang menyebutkan bahwa fenomena new moon ini akan mengakibatkan pasang surut air laut dengan banjir rob disertai hujan deras dan petir yang terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, termasuk pesisir utara mencakup Kecamatan Kosambi, Dadap, Salembara, Pakuhaj, dan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat di wilayah pesisir agar mewaspadai dampak dari potensi bencana akibat fenomena tersebut.
"Kami imbau kepada masyarakat, khususnya warga di pesisir pantura Tangerang, untuk selalu waspada dan selalu memantau informasi dari BMKG atau bisa juga komunikasi dengan BPBD dengan call center 112. Jadi, imbauan kami tetap harus waspada, siaga," katanya.
Ia mengungkapkan selain berdampak banjir, beberapa aktivitas juga terdampak, seperti aktivitas nelayan, bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
"Tempat pelelangan ikan, yang paling terdampak adalah nelayan. Jangan sampai terjadi ada kejadian perahu tenggelam di perairan Kepulauan Seribu," katanya.
Ia menyebutkan fase fenomena alam atau masa bulan baru itu terjadi pada 18 sampai 25 Januari 2023. "Puncaknya pantai utara Jawa pada 18 sampai 24 Januari 2023. Kalau untuk Banten secara keseluruhan hingga tanggal 25 Januari 2023," ujarnya.
Ia menambahkan dalam upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi kebencanaan tersebut, pihaknya akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk terus melakukan pemantauan situasi di masing-masing wilayah.
"Komunikasi dengan para camat di pantura, dan para camat sudah melakukan normalisasi di sungai-sungai saluran ke muara dengan meminta bantuan ke pengembang agar meminimalisasi terjadinya bencana," kata dia.