Dinas setempat mencatat transaksi penjualan produksi jagung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Januari sampai Oktober 2022 telah mencapai Rp40 miliar.
"Pendapatan Rp40 miliar itu dari produksi jagung sebanyak 10.000 ton dengan harga biji pipilan Rp4.000 per kilogram," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Senin.
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak minta warga waspadai cuaca ekstrem sampai Februari 2023
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak minta warga waspadai cuaca ekstrem sampai Februari 2023
Ia menjelaskan produksi jagung petani Kabupaten Lebak tersebut berasal dari panen seluas 2.720 hektare dan ditampung oleh perusahaan peternakan, seperti PT Charoen Phohphand Balaraja, Jaffa Serang, perusahaan pakan Sukabumi dan perusahaan pakan Lampung.
Saat ini, lanjut dia, pertanian jagung kini menjadi andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak dan angka perluasan tanam terus bertambah hingga Desember kedepan.
"Kami memperkirakan angka tanam jagung pada November- Desember 2022 seluas 1.300 hektare dan panen Februari 202Kami memperkirakan angka tanam jagung pada November- Desember 2022 seluas 1.300 hektare dan panen Februari 20233," kata Deni.
Ia mengatakan Kabupaten Lebak bisa mewujudkan swasembada jagung karena adanya dukungan lahan yang luas. Bahkan banyak petani yang bekerja sama dengan BUMN untuk pemanfaatan lahan, seperti Perum Perhutani dengan sistem tumpang sari.
Selain itu, tambah dia, banyak lahan-lahan milik masyarakat yang diolah perusahaan swasta.
Selain itu, tambah dia, banyak lahan-lahan milik masyarakat yang diolah perusahaan swasta.
"Sekarang, hampir sebagian dari 28 kecamatan sudah ditanami jagung," katanya.
Menurut dia, usaha pertanian jagung sangat menguntungkan pendapatan ekonomi petani dengan harga Rp4.000 per kilogram, sehingga jika produktivitas panen 4 ton maka bisa menghasilkan Rp40 juta per hektare.
Melalui produksi jagung ini, taraf kehidupan petani jagung di Desa Bulakan, Gunungkendeng, Tanjungsari dan Kramat Jaya Kecamatan Gunungkencana relatif baik dan sejahtera.
Melalui produksi jagung ini, taraf kehidupan petani jagung di Desa Bulakan, Gunungkendeng, Tanjungsari dan Kramat Jaya Kecamatan Gunungkencana relatif baik dan sejahtera.
Petani, lanjut dia, bisa membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi juga dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Mekkah.
"Ke depan, kami meminta petani melaksanakan penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan produksi dan produktivitas," ujarnya.
Seorang petani di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Ahmad mengatakan dirinya kini menggarap lahan seluas satu hektare untuk ditanami jagung, yang didukung oleh curah hujan meningkat.
"Kami menanam jagung itu karena sudah ada perusahaan yang menampungnya," katanya.