Serang (AntaraBanten) - Penanaman Modal Asing (PMA) masih mendominasi realisasi investasi di Provinsi Banten pada triwulan pertama 2015, dengan nilai invetasi sekitar 490,5 juta dolar Amerika Serikat.
Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Selasa mengatakan, daerahnya masih menjadi target investasi asing karena investor asing di wilayah ini terus bertambah.
Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) yang diterima BKPMPT Banten, realisasi proyek penanaman modal asing (PMA) pada triwulan I (Januari -Maret) 2015, ada sebanyak 304 proyek asing dengan nilai investasi 490,5 juta dolar AS. Sehingga Banten berada pada peringkat ke-3 secara nasional.
"Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) hanya mencapai 49 proyek dengan nilai investasi Rp801,7 miliar. Melihat hasil realisasi investasi PMA, mengindikasikan Banten masih primadona bagi pertumbuhan investasi asing," kata Ranta.
Sebelumnya, kata Ranta, Banten berada di urutan ke empat untuk PMA. Sementara PMDN, peringkat investasi nasional di urutan 11 dengan capaian investasi sebesar Rp801,7 miliar dengan 49 proyek.
Ia mengatakan, data statistik yang dihimpun BKPMPT, PMDN Banten fluktuatif setiap tahunnya. Pada Tahun 2010 nilai investasinya mencapai Rp5,8 triliun, tahun 2011 turun menjadi Rp4,3 triliun.
Kemudian pada 2012, kembali naik ke angka Rp5,2 triliun, dan tahun 2013 kembali turun hanya Rp4,1 triliun.
Sementara PMA terus mengalami peningkatan, tahun 2010 tercatat Rp14 triliun, 2011 melonjak Rp19,5 triliun, dan 2012 mencapai Rp24,5 triliun. Kemudian naik pada 2013 dengan nilai investasi sekitar Rp35 triliun.
Terkait sebaran investasi berdasarkan wilayah pada triwulan I 2015, realisasi investasi tertinggi PMA berada di Kabupaten Tangerang, yakni 130 proyek dengan nilai investasi 161.3 juta dolar AS. Disusul Kota Tangerang dengan nilai investasi 28,1 juta juta dolar AS dari 65 proyek.
Sedangkan yang terkecil berada di Kota Pandeglang dengan nilai investasi 315,3 dolar AS hanya 1 proyek. Sementara untuk PMDN, wilayah yang tertinggi investasinya di Kota Cilegon mencapai Rp350,1 miliar dengan 11 proyek. Sementara yang terendah di Kota Tangsel dan Kabupaten Lebak masing-masing hanya tiga dan dua proyek.
Adapun berdasarkan negara asal yang menginvestasikan modalnya di Banten, terbesar adalah Singapura dengan nilai 108.1 juta dolar AS, untuk 40 proyek, disusul konsorsium gabungan negara 69 proyek dengan nilai investasi sekitar 160,7 juta dolar AS.
Sementara itu Praktisi Ekonomi Rahmat Asri menilai, tujuan investasi belum dikomunikasikan dengan baik terhadap SKPD di Provinsi Banten. Saat ini dinilai belum ada kerja sama dengan baik dalam menyelaraskan program investasi dengan SKPD.
Ia mencontohkan keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Provinsi Banten, belum terlibat aktif dalam penyertaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akibatnya menjadi salah satu faktor investasi asing masih mendominasi penanaman modal asing (PMA) di Banten.
"Jika SKPD yang bersangkutan melibatkan UMKM, maka akan ada PMDN yang meningkat drastis jumlahnya. Kebijakan itu akan berdampak positif terhadap perekeonomian Banten," kata Rahmat.