Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengajak konsumen membeli produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hasil karya produsen lokal guna membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dan memperluas lapangan pekerjaan di daerah tersebut.
"Kami mengoptimalkan promosi pemasaran produk UMKM lokal agar dikenal luas," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi di Lebak, Banten, Sabtu.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Lebak meluas terjang Lima kecamatan
Ia memaparkan, jumlah produk UMKM lokal di Kabupaten Lebak tercatat 58 ribu unit usaha dan tersebar di 28 kecamatan. Produk UMKM lokal itu memiliki nilai jual, karena kualitasnya tidak kalah dengan produk impor maupun pabrikan.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengapresiasi produk UMKM lokal mampu menembus pasar mancanegara, seperti kerajinan mebeler bambu, gula aren, batu fosil, sepatu, sandal, batik, dompet dan sambal terasi.
Untuk itu, pihaknya mengajak konsumen agar membeli produk UMKM lokal untuk membantu pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga dapat mengendalikan inflansi.
"Kita jangan sampai konsumen sendiri ketergantungan dengan produk impor," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah melibatkan berbagai kalangan pemangku kepentingan dalam melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan mutu produk UMKM lokal melalui pelatihan dan bimbingan teknis serta lokal karya.
Selain itu juga pemberian sertifikasi halal, peningkatan kemasan, perizinan juga terdaftar Dinkes, BPOM, pemasangan barcode dan masa kedaluwarsa. Bahkan, produk UMKM lokal kini ditampung perusahaan ritel, seperti Indomaret dan Alfamart.
Produk UMKM lokal itu di antaranya aneka kerajinan, kuliner, makanan olah pangan, camilan, minuman kopi, kerupuk emping, gula aren, serta batik.
Ia mengatakan, konsumen dituntut cerdas dalam membeli produk karena banyak produk UMKM lokal lebih berkualitas dan bermutu juga harganya relatif murah.
Selain itu, ujar dia, konsumen harus memiliki sikap bangga menggunakan produk UMKM lokal karena bagian sikap bela bangsa dan nasionalisme. Apabila konsumen itu membeli produk UMKM lokal, lanjutnya, tentu dapat membantu pendapatan ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lebak Farid Dermawan mengatakan pihaknya dalamnya waktu dekat ini akan mempromosikan produk UMKM lokal ke Jerman dan sebelumnya ke Rusia.
"Kami mempromosikan semua produk UMKM lokal itu,termasuk kerajinan masyarakat adat Badui," katanya.
Menurut dia, promosi produk UMKM itu murni biaya Dekranasda Kabupaten Lebak untuk membantu pemerintah daerah juga pelaku usaha agar bisa menembus pasar mancanegara.
Selain itu, lanjutnya, juga Dekranasda Kabupaten Lebak mengoptimalkan pelatihan bagi UMKM guna mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk juga sumber daya manusia (SDM) kewirausahaan.
"Kami mengoptimalkan promosi pemasaran produk UMKM lokal agar dikenal luas," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi di Lebak, Banten, Sabtu.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Lebak meluas terjang Lima kecamatan
Ia memaparkan, jumlah produk UMKM lokal di Kabupaten Lebak tercatat 58 ribu unit usaha dan tersebar di 28 kecamatan. Produk UMKM lokal itu memiliki nilai jual, karena kualitasnya tidak kalah dengan produk impor maupun pabrikan.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengapresiasi produk UMKM lokal mampu menembus pasar mancanegara, seperti kerajinan mebeler bambu, gula aren, batu fosil, sepatu, sandal, batik, dompet dan sambal terasi.
Untuk itu, pihaknya mengajak konsumen agar membeli produk UMKM lokal untuk membantu pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga dapat mengendalikan inflansi.
"Kita jangan sampai konsumen sendiri ketergantungan dengan produk impor," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah melibatkan berbagai kalangan pemangku kepentingan dalam melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan mutu produk UMKM lokal melalui pelatihan dan bimbingan teknis serta lokal karya.
Selain itu juga pemberian sertifikasi halal, peningkatan kemasan, perizinan juga terdaftar Dinkes, BPOM, pemasangan barcode dan masa kedaluwarsa. Bahkan, produk UMKM lokal kini ditampung perusahaan ritel, seperti Indomaret dan Alfamart.
Produk UMKM lokal itu di antaranya aneka kerajinan, kuliner, makanan olah pangan, camilan, minuman kopi, kerupuk emping, gula aren, serta batik.
Ia mengatakan, konsumen dituntut cerdas dalam membeli produk karena banyak produk UMKM lokal lebih berkualitas dan bermutu juga harganya relatif murah.
Selain itu, ujar dia, konsumen harus memiliki sikap bangga menggunakan produk UMKM lokal karena bagian sikap bela bangsa dan nasionalisme. Apabila konsumen itu membeli produk UMKM lokal, lanjutnya, tentu dapat membantu pendapatan ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lebak Farid Dermawan mengatakan pihaknya dalamnya waktu dekat ini akan mempromosikan produk UMKM lokal ke Jerman dan sebelumnya ke Rusia.
"Kami mempromosikan semua produk UMKM lokal itu,termasuk kerajinan masyarakat adat Badui," katanya.
Menurut dia, promosi produk UMKM itu murni biaya Dekranasda Kabupaten Lebak untuk membantu pemerintah daerah juga pelaku usaha agar bisa menembus pasar mancanegara.
Selain itu, lanjutnya, juga Dekranasda Kabupaten Lebak mengoptimalkan pelatihan bagi UMKM guna mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk juga sumber daya manusia (SDM) kewirausahaan.