Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) optimistis komoditas kacang kedelai tidak lagi impor dari Amerika Serikat dan Brazil setelah kedelai dari benih lokal yang memiliki produktivitas tinggi mulai dikembangkan.
"Kami meyakini komoditas kedelai produktivitas tinggi bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo saat panen raya kedelai di Desa Rancasanggal di kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, Banten, Rabu.
Baca juga: Mentan optimis Kabupaten Serang sentra kedelai varietas Migo
Baca juga: Mentan optimis Kabupaten Serang sentra kedelai varietas Migo
Melalui pengembangan benih kacang kedelai lokal itu dipastikan kedepan Indonesia tak perlu lagi impor kedelai dari luar negeri.
Selama ini, kebutuhan kedelai masih terpenuhi oleh kedelai lokal maupun impor sehingga tidak menimbulkan gejolak harga.
Untuk memenuhi ketersediaan kedelai lokal kini petani di Kabupaten Serang mengembangkan benih lokal varietas Dega dan Migo dengan produktivitas 4-5 ton/hektare.
Produktivitas komoditas kedelai lokal itu, kata Syahrul, tentu sama dengan di Amerika Serikat dan Brazil sebagai negara eksportir kedelai.
Mereka mengembangkan pertanian kedelai dan memiliki mekanisme perilaku khusus untuk produktivitas kedelai juga ditunjang lahan yang luas.
Namun, saat ini petani di negara itu mengalami permasalahan penurunan produktivitas akibat anomali cuaca.
Hal demikian, ujar dia, memberikan kesempatan dan peluang bagi petani Indonesia untuk mengembangkan kedelai dengan benih lokal yang produktivitas tinggi.
"Pengembangan kedelai itu tentu bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat juga dapat menghasilkan pendapatan bagi petani maupun pekerja sesuai harapan Presiden Joko Widodo," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah hingga kini berupaya semaksimal mungkin untuk ketersediaan kedelai dan bertekad agar tidak ketergantungan impor.
Masyarakat Indonesia hampir setiap hari mengkonsumsi produk tempe, tahu, kecap, dan lainnya yang bahan bakunya dari kedelai.
Namun, kebutuhan kedelai hingga kini masih dipasok impor karena kualitasnya cukup bagus juga harganya lebih murah.
Pihaknya optimistis Indonesia mampu memenuhi produk kedelai dalam negeri tanpa impor.
Bahkan, persediaan beras pun kini mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan tidak impor.
"Kami minta petani terus mengembangkan komoditas kedelai benih varietas lokal dengan produktivitas tinggi sehingga dapat penuhi kebutuhan pangan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, Provinsi Banten diharapkan kedepan bisa menjadi pusat pengembangan benih komoditas lokal dengan produktivitas tinggi, seperti Dega dan Migo.
Pengembangan benih produktivitas tinggi di Kabupaten Serang hasil ciptaan pakar pertanian Prof Ali.
Karena itu, pihaknya meminta Prof Ali juga membantu pengembangan sumber benih di Provinsi Banten.
Di sejumlah daerah lainnya juga dikembangkan benih varietas lokal dengan produktivitas 2-5 ton/hektare.
"Kami bertekad Indonesia mampu memenuhi ketersediaan kedelai sehingga tidak dipasok impor dari luar negeri lagi," katanya.