Masyarakat Kampung Cibetik Kota Serang, Provinsi Banten mengharapkan palang pintu Kereta Api (KA) Silebu dijaga untuk pengamanan, agar tidak terulang kembali kecelakaan di perlintasan itu.
"Kami merasa prihatin kecelakaan odong-odong yang menewaskan sembilan orang dan 10 orang luka-luka," kata Habib, tokoh masyarakat Kampung Cibetik, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Selasa.
Baca juga: Polda Banten turunkan Tim TAA untuk tangani kecelakaan odong-odong
Baca juga: Polda Banten turunkan Tim TAA untuk tangani kecelakaan odong-odong
Masyarakat meminta pemerintah daerah setempat agar membangun perlintasan kereta di Kampung Silebu, Kragilan Kabupaten Serang dengan dijaga petugas setempat. Sebab, peristiwa kecelakaan maut itu terjadi di perlintasan tanpa palang pintu.
Kemungkinan jika tidak dilakukan penjagaan, perlintasan KA tentu akan banyak korban, katanya pula.
"Kami sebagai tokoh masyarakat Kampung Cibetik yang menjadi korban kecelakaan odong-odong itu tentu mendesak pintu kereta dijaga," katanya lagi.
Habib mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah daerah setempat yang cepat bertindak dengan membantu membawa ke RSUD Dr Drajat Prawiranegara, Kota Serang.
Selain itu, juga kepolisian yang melakukan evakuasi korban kecelakaan odong-odong tertabrak kereta api jurusan Rangkasbitung-Merak.
Saat ini, para korban yang meninggal dunia tentu malam ini juga langsung dimakamkan.
"Semua warga korban kecelakaan ikhlas menerima musibah ini," kata Habib yang juga Ketua RT 10 Kampung Cibetik, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.
Sementara itu, sembilan orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan odong-odong, yaitu Saptiyah (51), Sawiyah (71), Saptanis (42), Kadilah (38), Sunenah (55), Yanti (22), Azzizatul Atiah (2), Ismawati (8), dan Amanda (2).
"Semua korban meninggal dunia perempuan," ujarnya lagi.